Sintang (Antara Kalbar) - Hutan Lindung Wisata Baning terancam penanaman pohon sawit, karena di sepanjang jalan hutan tersebut malah ditanami pohon sawit. Kondisi itu memicu reaksi Kepala Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sintang, Abdurrani, yang mempertanyakan siapa yang menanam pohon sawit di sepanjang jalan itu.
Menurutnya, ditanamnya pohon sawit di sepanjang Jalan Hutan Wisata Baning justru akan merusak kelestarian ekosistem hutan tersebut. Padahal hutan itu merupakan hutan rawa yang membutuhkan banyak air. Jika ada pohon sawit di sekitarnya, jelas pohon sawit akan menghisap air yang ada di dalam hutan tersebut. “Akibatnya air dalam hutan itu akan berkurang dan pepohonan di hutan wisata tersebut akan mati,†ujarnya.
Dia mengaku tidak mengetahui siapa yang menanam dan kapan menanam pohon sawit di sepanjang jalan hutan tersebut. Kalau memang hutan tersebut ingin benar-benar dipelihara maka seharus hutan tersebut tetap dijaga terutama air yang ada di dalam hutan harus tetap stabil. “Tapi kalau sawit ditanam di dekat hutan itu, pasti airnya akan habis dan hutanpun akan rusak,†katanya.
Abdurrani mengatakan pihaknya akan menyampaikan hal ini pada Bupati Sintang. Menurutnya persoalan ini harus diselesaikan antar instansi. Sebab BLH tidak mengetahui siapa yang menanam sawit tersebut dan apa tujuan sawit tersebut ditanam di dekat hutan itu.
Dia menegaskan kalau sawit ditanam di sepanjang Jalan Hutan Wisata Baning hanya untuk penghijauan jalan tersebut maka tindakan ini tidak sesuai karena justru akan merusak hutan lindung itu.
“Kalau untuk penghijauan bukan sawit yang ditanam tapi tanaman lain yang saling menguntungkan,†tegasnya.
Sementara pantauan Kapuas Post di lapangan terlihat sepanjang jalan Hutan Wisata Baning memang sudah ditanami pohon sawit. Letak pohon sawit dengan hutan lindung tersebut hanya berjarak sekitar satu meter dan dipisahkan oleh parit. Pohon sawit sepanjang jalan itu sudah meninggi dengan tinggi rata-rata sekitar 1-1,5 meter.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014
Menurutnya, ditanamnya pohon sawit di sepanjang Jalan Hutan Wisata Baning justru akan merusak kelestarian ekosistem hutan tersebut. Padahal hutan itu merupakan hutan rawa yang membutuhkan banyak air. Jika ada pohon sawit di sekitarnya, jelas pohon sawit akan menghisap air yang ada di dalam hutan tersebut. “Akibatnya air dalam hutan itu akan berkurang dan pepohonan di hutan wisata tersebut akan mati,†ujarnya.
Dia mengaku tidak mengetahui siapa yang menanam dan kapan menanam pohon sawit di sepanjang jalan hutan tersebut. Kalau memang hutan tersebut ingin benar-benar dipelihara maka seharus hutan tersebut tetap dijaga terutama air yang ada di dalam hutan harus tetap stabil. “Tapi kalau sawit ditanam di dekat hutan itu, pasti airnya akan habis dan hutanpun akan rusak,†katanya.
Abdurrani mengatakan pihaknya akan menyampaikan hal ini pada Bupati Sintang. Menurutnya persoalan ini harus diselesaikan antar instansi. Sebab BLH tidak mengetahui siapa yang menanam sawit tersebut dan apa tujuan sawit tersebut ditanam di dekat hutan itu.
Dia menegaskan kalau sawit ditanam di sepanjang Jalan Hutan Wisata Baning hanya untuk penghijauan jalan tersebut maka tindakan ini tidak sesuai karena justru akan merusak hutan lindung itu.
“Kalau untuk penghijauan bukan sawit yang ditanam tapi tanaman lain yang saling menguntungkan,†tegasnya.
Sementara pantauan Kapuas Post di lapangan terlihat sepanjang jalan Hutan Wisata Baning memang sudah ditanami pohon sawit. Letak pohon sawit dengan hutan lindung tersebut hanya berjarak sekitar satu meter dan dipisahkan oleh parit. Pohon sawit sepanjang jalan itu sudah meninggi dengan tinggi rata-rata sekitar 1-1,5 meter.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014