Jakarta (Antara Kalbar) - Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo membentuk tim khusus guna mengetahui kondisi dan permasalahan yang terjadi di perbatasan antara Kalimantan Utara dan Malaysia.

"Saya mengirim tim, jemput bola segera ke sana (Kalimantan), mungkin sudah jalan.  Jadi tim ini kami bagi per kawasan, masing-masing untuk Kalimantan, Sulawesi Utara, Maluku Utara, Papua dan NTT, dan yang paling berat memang Kalimantan Utara," kata Mendagri di Jakarta, Jumat.

Terkait adanya warga Negara Indonesia (WNI) yang tinggal di tiga desa di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, Tjahjo telah memerintahkan Badan Nasional Pengelolaan Perbatasan (BNPP) untuk turun langsung ke lapangan dan memeriksa kondisi di sana.

"Terakhir, laporannya adalah 'action' belum sampai ke sana.  Baru ada gejolak keingingan warga yang menuntut kesejahteraan, masalah air bersih dan sebagainya," katanya.

Berdasarkan pantauan Antara dari Samarinda, telah terjadi perpindahan sejumlah warga dari tiga desa di Kabupaten Nunukan menuju Malaysia untuk melakukan aktivitas guna memenuhi kebutuhan ekonomi mereka.

Tiga desa itu adalah Desa Labang, Desa Panas dan Desa Tao Lumbis di Kecamatan Lumbis Ogong, Nunukan, Kalimantan Utara.

Komandan Korem 091/Aji Surya Natakesuma (ASN) Brigjen TNI Nono Suharsono menjelaskan, perpindahan warga Indonesia ke negara tetangga itu bersifat "nonpermanen" atau sementara dan bukan pula berpindah kewarganegaraan.

"Mereka eksodus karena kebutuhan ekonomi, yakni mencari makan serta mengolah lahan karena mereka menganggap tanah di Malaysia merupakan tanah adat milik mereka," kata Nono.

Eksodus penduduk di Nunukan ke Malaysia juga pernah terjadi pada 1965 yang kemudian terulang lagi dan berlangsung secara besar-besaran pada 1984 sampai 1985.

Selain tiga desa di Kabupaten Nunukan, persoalan perbatasan yang kurang sejahtera juga sempat menyebabkan warga di 10 desa yang berada di Kabupaten Mahakam Ulu mengancam akan keluar dari NKRI dan berpindah ke Malaysia.

Hal itu disebabkan Pemerintah Indonesia kurang menaruh perhatian pada garda depan NKRI tersebut yang terancam bencana kelaparan karena kemarau berkepanjangan.

Ke-10 desa yang berada di Kecamatan Long Apari tersebut adalah Desa Long Pananeh I, Long Pananeh II, Long Pananeh III, Tiong Ohang, Tiong, Bu'u, Noha Tifab, Long Apari, Long Kerioq, Noha Silat, dan Desa Noha. 

(F013/S. Muryono)

Pewarta: Fransiska Ninditya

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014