Mempawah (Antara Kalbar) - Seleksi, penjaringan, presentasi, dan evaluasi dewan juri sayembara logo Kabupaten Mempawah menetapkan desain logo kedua milik Muhammad Atta sebagai pemenang utama sayembara rancangan lambang daerah Kabupaten Mempawah.  Wakil Bupati Gusti Ramlana menerangkan, usulan kedua rancangan lambang daerah karya Muhammad Atta ditetapkan sebagai pemenang utama berdasarkan Berita Acara Nomor: 100/3234/Pem-A tanggal 20 November 2014 tentang Penetapan Pemenang Utama Sayembara Rancangan Lambang Daerah Kabupaten Mempawah.

Berita Acara juga menetapkan Tajudin, Rahmat Kalis Setiadi, dan Muhammad Atta sebagai nominator. “Keputusan dewan juri tersebut bersifat mutlak dan tidak dapat diganggu gugat,” ujar Gusti Ramlana, Rabu (26/11).

Ke-empat nominator sejak minggu lalu telah mempresentasikan karya peserta sayembara logo daerah di aula Kantor Bupati Mempawah. Presentasi dalam bentuk seminar itu dilakukan tiga peserta pemilik karya nominator, yakni Muhammad Atta, Tajudin, dan Rahmad Kalis di hadapan Bupati Ria Norsan dan lima orang dewan juri. Presentasi itu bertujuan mengevaluasi untuk kesempurnaan logo. Sebab logo terpilih nantinya akan digunakan secara permanen.

Bupati Mempawah Ria Norsan mengapresiasi para juri. Menurutnya keterlibatan para ahli sangat penting dalam menetapkan pemenang dalam sayembara logo kabupaten itu. “Kita bersyukur dewan juri kita ini ada dua profesor, seorang doktor, budayawan, dan birokrat senior. Hingga hasil yang masuk ini benar-benar sudah selektif dan final”, imbuhnya.

Ketua dewan juri sayembara logo Profesor Chairil Effendi tidak menyangka tingginya animo masyarakat mengikuti sayembara logo. Chairil menjelaskan, dalam proses penyaringan pihaknya menilai secara detail karya peserta, termasuk dalam hal filosofi dari logo yang diseleksi. Menurut Chairil, masih banyak karya peserta yang menampilkan unsur kekerasan. Adapun empat logo yang masuk menjadi nominator, sangat minimal unsur kekerasannya. “Hanya trisula,” ujarnya. “Dengan terbitnya logo baru Mempawah nanti, mudah-mudahan tidak mengedepankan unsur kekerasan lagi,” harap Chairil.

Secara umum menurut Profesor Chairil Effendi, empat nominator berhasil melambangkan potensi daerah dan harapan-harapan masyarakat ke depannya. Dirinya menilai potensi daerah sudah tercakup di dalam logo, begitu juga harapan tentang masyarakat ke depannya. “Berbagai unsur cukup menyatu sehingga enak dilihat,” ungkapnya.

Juri lain, Profesor Garuda Wiko, mengingatkan panitia untuk mendaftarkan hak atas kekayaan intelektual (HAKI) karya pemenang sayembara. Terkait tampilan desain, Garuda Wiko sepakat dengan Profesor Chairil Effendi bahwa unsur kekerasan seperti senjata trisula perlu diganti. “Lambang yang identik dengan kekerasan sudah waktunya diubah dengan yang lebih lembut,” ujarnya.

Sementara, juri Doktor Herry Sujaini menambahkan, dalam pembuatan logo banyak faktor yang harus diperhatikan yakni tiga unsur. Pertama, keunikan, dimana ogo harus unik dan mengingatkan orang pada objek yang diwakili oleh logo. Kedua, originalitas. Heri mengapresiasi keempat nominator karena berdasarkan penelitiannya tidak ada satu pun nominator yang melakukan plagiat. Ketiga, bisa bercerita. “Logo harus bisa bercerita tentang sejarah, harapan, dan segala hal yang ada di Kabupaten Mempawah ini,” ujarnya. “Keempat nominator ini sudah memadai.” Paparnya.

Budayawan Mempawah Haji Zaini mengatakan, dari sekian banyak logo yang masuk, sedikit sekali yang mencantumkan semboyan daerah. Padahal semboyan itu sangat penting. “Tidak semua ada semboyan,” singkatnya.

Terkait semboyan ini, juri dari perwakilan Pemerintah Kabupaten Mempawah Zulkifli Salim mengajukan usulan. “Saya memberi usul agar semboyan daerah kita ini adalah ‘maju dengan ilmu’. Tentu yang dimaksud adalah ilmu dunia dan ilmu akhirat,” tuturnya.

Pewarta: Aries Zaldi

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014