Bandarlampung (Antara Kalbar) - Lukman Sardi, aktor film terkenal mengaku sangat mencintai keluarga, istri dan anak-anaknya, sehingga dirinya selalu meluangkan waktu sebaik mungkin dalam kebersamaan dengan mereka di tengah kesibukannya menggeluti dunia peran.
"Kecintaan pada keluarga adalah sebuah keharusan, sehingga setiap kali berada jauh dari mereka, saya akan selalu menghubungi dan berkomunikasi dengan mereka," ujar Lukman, saat menghadiri seminar akhir tahun dan roadshow Program Mencare+, di Bandarlampung yang diselenggarakan Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Lampung, Jumat.
Brand ambasador laki-laki peduli itu menegaskan bahwa peran orang tua (suami-istri) saat ini telah mengalami perubahan, namun semestinya kecintaan pada keluarga harus terus dipupuk sampai kapan pun.
Dia mengaku, sesibuk syuting seperti apa pun tetap harus dapat meluangkan waktu untuk mengurus anak, istri dan keluarga serta selalu berkomunikasi dengan mereka.
Ia pun mengajak para bapak atau ayah untuk terlibat mengasuh anak, mendidik anak, dan menjalin hubungan dengan istri tanpa kekerasan.
Begitupula dalam memutuskan peran dalam film yang akan dibintanginya, Lukman mengaku selalu mengkomunikasikan dan mendiskusikannya dengan istrinya, Pricillia Pullunggono.
"Pada akhirnya memang saya yang tetap memutuskan main atau tidak dalam film tersebut, tapi pertimbangan istri akan menentukan keputusan tersebut melalui diskusi, bahkan perdebatan dan beradu argumentasi," ujarnya.
Lukman menyebutkan tiga alasan memilih film yang akan dibintanginya, yaitu dia senang dengan ceritanya, suka dengan karakter dalam fim tersebut, dan harus mendiskusikan lebih dulu dengan istrinya.
Ada saatnya, kata dia, istrinya tidak setuju dengan tawaran main dalam film itu, setelah melalui diskusi dan perdebatan yang alot.
Kalau sudah begitu, menurut Lukman, "Udah, kalau ribet tidak usah diambil film itu."
Anak dari seniman biola terkenal Idris Sardi ini menegaskan bahwa dia tidak mau main dalam film dengan menyimpan suatu hal yang masih mengganjal atau tertahan, sehingga membuat aktingnya menjadi kurang maksimal. "Jadinya ya jelek," ujarnya seraya menyatakan bahwa bermain dalam film layar lebar tidaklah bisa membohongi kondisi yang dialami oleh pemain film bersangkutan.
"Main di film layar lebar itu tidak bisa bohong dengan kondisi yang sedang kita alami, semua akan kelihatan dari akting kita saat itu," katanya lagi.
Aktor yang lahir di Jakarta, 14 Juli 1971, dan telah dikaruniai tiga anak ini, mengaku pula setelah menikah seharusnya pasangan suami-istri tidak hanya memilikirkan urusan anak semata, tapi juga tetap memiliki kesempatan untuk selalu berdua dengan istrinya.
"Ada momentum bersama yang kita bangun, tidak harus berlibur keluar negeri atau tempat tertentu, tapi setiap kesempatan ada bisa berduaan saja untuk menjaga momentum kebersamaan itu," katanya lagi.
Lukman menyatakan bahwa manusia diciptakan Tuhan dengan rasa cinta yang juga menjadi fondasi utama untuk membangun keluarga, tidak berdasarkan kepentingan tertentu, tapi dengan cinta.
"Ekspresi cinta berbeda-beda. Tapi keluarga adalah bagian terpenting, sehingga orang tua harus menjalankan perannya dengan baik, mengingat anak belajar dari orangtuanya," kata dia.
Ia membenarkan bahwa tidak ada buku untuk menjadi orang tua yang baik.
"Sebagai orang tua saat ini, kita juga belajar dari orang tua sebelumnya, tapi tidak semuanya diambil. Saya ingin anak-anak saya tumbuh dengan rasa cinta, seperti ditumbuhkan dari orangtuanya. Terus tumbuh, sehingga kalau semua keluarga bisa seperti ini, dunia akan penuh dengan cinta dan kedamaian," kata Lukman Sardi.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014
"Kecintaan pada keluarga adalah sebuah keharusan, sehingga setiap kali berada jauh dari mereka, saya akan selalu menghubungi dan berkomunikasi dengan mereka," ujar Lukman, saat menghadiri seminar akhir tahun dan roadshow Program Mencare+, di Bandarlampung yang diselenggarakan Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Lampung, Jumat.
Brand ambasador laki-laki peduli itu menegaskan bahwa peran orang tua (suami-istri) saat ini telah mengalami perubahan, namun semestinya kecintaan pada keluarga harus terus dipupuk sampai kapan pun.
Dia mengaku, sesibuk syuting seperti apa pun tetap harus dapat meluangkan waktu untuk mengurus anak, istri dan keluarga serta selalu berkomunikasi dengan mereka.
Ia pun mengajak para bapak atau ayah untuk terlibat mengasuh anak, mendidik anak, dan menjalin hubungan dengan istri tanpa kekerasan.
Begitupula dalam memutuskan peran dalam film yang akan dibintanginya, Lukman mengaku selalu mengkomunikasikan dan mendiskusikannya dengan istrinya, Pricillia Pullunggono.
"Pada akhirnya memang saya yang tetap memutuskan main atau tidak dalam film tersebut, tapi pertimbangan istri akan menentukan keputusan tersebut melalui diskusi, bahkan perdebatan dan beradu argumentasi," ujarnya.
Lukman menyebutkan tiga alasan memilih film yang akan dibintanginya, yaitu dia senang dengan ceritanya, suka dengan karakter dalam fim tersebut, dan harus mendiskusikan lebih dulu dengan istrinya.
Ada saatnya, kata dia, istrinya tidak setuju dengan tawaran main dalam film itu, setelah melalui diskusi dan perdebatan yang alot.
Kalau sudah begitu, menurut Lukman, "Udah, kalau ribet tidak usah diambil film itu."
Anak dari seniman biola terkenal Idris Sardi ini menegaskan bahwa dia tidak mau main dalam film dengan menyimpan suatu hal yang masih mengganjal atau tertahan, sehingga membuat aktingnya menjadi kurang maksimal. "Jadinya ya jelek," ujarnya seraya menyatakan bahwa bermain dalam film layar lebar tidaklah bisa membohongi kondisi yang dialami oleh pemain film bersangkutan.
"Main di film layar lebar itu tidak bisa bohong dengan kondisi yang sedang kita alami, semua akan kelihatan dari akting kita saat itu," katanya lagi.
Aktor yang lahir di Jakarta, 14 Juli 1971, dan telah dikaruniai tiga anak ini, mengaku pula setelah menikah seharusnya pasangan suami-istri tidak hanya memilikirkan urusan anak semata, tapi juga tetap memiliki kesempatan untuk selalu berdua dengan istrinya.
"Ada momentum bersama yang kita bangun, tidak harus berlibur keluar negeri atau tempat tertentu, tapi setiap kesempatan ada bisa berduaan saja untuk menjaga momentum kebersamaan itu," katanya lagi.
Lukman menyatakan bahwa manusia diciptakan Tuhan dengan rasa cinta yang juga menjadi fondasi utama untuk membangun keluarga, tidak berdasarkan kepentingan tertentu, tapi dengan cinta.
"Ekspresi cinta berbeda-beda. Tapi keluarga adalah bagian terpenting, sehingga orang tua harus menjalankan perannya dengan baik, mengingat anak belajar dari orangtuanya," kata dia.
Ia membenarkan bahwa tidak ada buku untuk menjadi orang tua yang baik.
"Sebagai orang tua saat ini, kita juga belajar dari orang tua sebelumnya, tapi tidak semuanya diambil. Saya ingin anak-anak saya tumbuh dengan rasa cinta, seperti ditumbuhkan dari orangtuanya. Terus tumbuh, sehingga kalau semua keluarga bisa seperti ini, dunia akan penuh dengan cinta dan kedamaian," kata Lukman Sardi.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014