Pontianak (Antara Kalbar) - Masyarakat Piasak, Tayan Hilir, Kabupaten Sanggau, Kalbar, kesal dengan pencemaran di Sungai Bawah atau saluran pembuangan Sungai Kapuas milik PT Indonesia Chemical Alumina (PT ICA) meski kadar pH dalam kondisi normal.

"Ada dua orang Senin kemarin dari Untan Pontianak mengukur sampel air dengan alat mereka, dan kondisinya sudah normal. Tapi bagaimanapun, pencemaran sudah terjadi," kata Barjat salah seorang tokoh pemuda Piasak didampingi Ketua RT 15 Beganjing, saat dihubungi, Selasa.

Menurut Barjat, perusahaan tidak ada niat baik untuk memberitahukan kepada masyarakat tentang adanya kolam limbah yang meluber. Padahal perusahaan lebih dahulu mengetahui adanya kolam limbah penampung residu eks pengolahan bauksit yang meluber, bahkan pH air waktu itu 9,02.

Lubernya kolam itu sehari sebelum diketahui warga pada hari Rabu malam (malam Kamis) sekitar pukul 23.00 WIB. Itupun awal mulanya diketahui dari salah seorang warga yang melihat ada ikan mati di dekat pintu kolam limbah itu.

Lantas saat itu sedang hujan deras, Kepala Desa Pedalaman Sunarto, Kepala Dusun Piasak Eko Misdarwanto dan tokoh masyarakat RT Beganjing Hanijer serta dirinya masuk hutan dengan mengendap-endap untuk mengetahui kondisi saluran buatan perusahaan itu.

"Kalau kami tidak memergoki, mungkin sampai sekarang tak tahu warga adanya limbah itu mengalir ke Sungai Kapuas. Kami diberi tahu salah seorang warga yang mau cari ikan di dekat pintu kolam limbah itu. Saya sendiri mencium air yang keluar ke Sungai Kapuas, baunya menyengat dan panas waktu dipegang. Kami langsung menuju ke lokasi kolam limbah itu jalan kaki sekitar satu kilometer lebih lewat hutan," ungkap dia yang dibenarkan Kades Pedalaman, Sunarto.

Hadir saat pengambilan contoh air itu Manajer Eksternal Heri S Sos, Bagian CSR dan Bagian HSE, Kepala Desa Pedalaman, Sunarto, Ketua BPD Pedalaman serta petugas Babinsa, Babinkamtibmas Desa Pedalaman.

Warga sampai saat ini juga mempertanyakan kenapa meluapnya limbah itu terjadinya di malam hari apakah mungkin ada unsur kesengajaan, mengingat kolam penampungan hanya satu, sementara debit air yang keluar sangat besar.

"Wajar warga menduga-duga, kolam penampungan itu hanya ada satu saja. Jelas bahaya yang keluar itukan residu bekas produksi pengolahan bauksit yang dicampur costic soda," tegas dia.

Secara terpisah, Manajer Eksternal PT ICA mengungkapkan, dikarenakan Ph air sudah normal maka kompensasi per rumah mendapatkan 5 galon air bersih, hingga berlangsung sampai Selasa (13/1) saja. "Ya, karena Ph air sudah pada ambang batas normal. Maka hingga Selasa untuk 5 galon per rumah itu kita laksanakan," ujar dia.

Pewarta: Teguh Imam Wibowo

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015