Pontianak (Antara Kalbar) - Pemerintah Kota Pontianak mendukung pelaksanaan pekan kuliner khas Tionghoa agar tetap diteruskan dalam memeriahkan puncak perayaan Imlek 2566, pada hari ke-15 atau Cap Go Meh yang digelar sepanjang Jalan Diponegoro.

"Saya berharap pekan kuliner khas Tionghoa ini menjadi tradisi dalam setiap Perayaan Imlek dan Cap Go Meh ke depannya," kata Wali Kota Pontianak Sutarmidji saat membuka pekan kuliner khas Tionghoa di Pontianak, Sabtu.

Ia menjelaskan dengan digelarnya pekan kuliner tersebut, maka masyarakat dan wisatawan, baik lokal dan mancanegara bisa dengan mudah untuk mendapatkan dan menikmati berbagai aneka kuliner khas Tionghoa.

"Masyarakat tidak perlu repot-repot lagi untuk mencari makanan khas warga Tionghoa dan Pontianak, tetapi cukup mengunjungi pekan kuliner ini," ujarnya.

Wali Kota Pontianak berharap berbagai agenda Perayaan Imlek dan Cap Go Meh itu, akan dijadikan kalender wisata Kota Pontianak dalam mendongkrak wisata di Pontianak dan Kalbar umumnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pontianak, Hilfira Hamid menyatakan ada sebanyak 46 stan kuliner yang menghadirkan berbagai macam

makanan khas etnis Tionghoa dan halal untuk dikonsumsi oleh warga Muslim di Kota Pontianak.

Ia menambahkan, kawasan Jalan Diponegoro kini mirip kawasan pecinan, karena di situ dibangun pintu gerbang dengan arsitektur Tiongkok dengan warna dominan merah dan lainnya.

Sebelumnya, Kabid Kebudayaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Pontianak Nurdin menjelaskan, untuk perayaan puncak atau yang dikenal dengan Cap Go Meh, selain menggelar stan kuliner, untuk jadwalnya hampir sama seperti tahun-tahun

sebelumnya, yakni dimulai dengan ritual naga buka mata yang kesemuanya dimiliki oleh Yayasan Pemadam Kebakaran (YPK) yang ada di Kota Pontianak, tanggal 3 Maret di Kelenteng Kwan Tie Bio mulai pukul 07.00 WIB hingga pukul 09.00 WIB.

"Setelah itu mereka (kelompok atraksi naga) melakukan kunjungan ke instansi-instansi pemerintah, setiap atraksi naga nantinya akan dikawal oleh aparat kepolisian guna mengatur kelancaran lalu lintas yang dilewati oleh atraksi naga tersebut, kegiatan itu terus berlanjut hingga tanggal 4 Maret," katanya.

Kemudian acara puncaknya, 5 Maret 2015, yakni para pemain replika naga dari berbagai YPK tersebut melakukan atraksinya di kawasan pecinan, yakni Jalan Gajah Mada dan Tanjungpura, yakni dimulai siang hari hingga selesai.

"Malam harinya, ada lagi atraksi `naga bersinar` yang diberikan cahaya berbagai warna lampu sehingga semakin menarik untuk dilihat," katanya.

Setelah acara puncak selesai, maka tanggal 6 Maret replika naga yang telah menjalani ritual "buka mata" maka harus melakukan ritual "tutup mata" di Kelenteng Kwan Tie Bio. Setelah itu, tiruan naga-naga itu dibakar di Kompleks Pemakaman Tionghoa milik YBS Pontianak di Jalan Adisucipto, Kabupaten Kubu Raya, dengan maksud mengirim kembali arwah naga ke kayangan setelah diundang ke bumi untuk membersihkan roh-roh jahat.

"Dari data yang kami peroleh akan ada sepuluh tiruan naga yang akan tampil pada Perayaan CGM, tetapi tidak semuanya melakukan ritual `naga buka mata`. Selain itu, perayaan CGM di Pontianak juga akan dimeriahkan oleh sejumlah atraksi barongsai dan lainnya," ujar Nurdin.

(A057/R021)

Pewarta: Andilala

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015