Pontianak (Antara Kalbar) - Anggota Komisi IV DPR RI Daniel Johan mengatakan kenaikan harga beras menjelang panen raya dikondisikan secara sistemik oleh pihak tertentu agar dikeluarkan kebijakan impor yang merugikan petani.

"Dimana ada pihak-pihak tertentu, yang kuat, yang mengondisikan beras, untuk melakukan kebijakan impor," kata Daniel Johan disela masa reses ke Pontianak, Minggu.

Menurut anggota DPR daerah pemilihan Kalbar ini, ketika kebijakan impor dilakukan sekarang maka beras-beras tersebut akan datang saat musim panen raya. "Kalau impor terus dilakukan, petani yang akan tertekan, karena harga bakal terpengaruh," ujar Daniel Johan.

Ia menambahkan, Komisi IV DPR sudah sepakat dan berkomitmen dengan pemerintah bahwa tidak akan dilakukan impor beras. "Ini demi kesejahteraan petani, dan kedaulatan panggan. Jadi sekarang ini kita nol impor," tuturnya.

Ia melanjutkan, di sela waktu yang singkat, pihak terkait seperti Bulog harus melakukan operasi pasar. Namun ia meminta Bulog tidak menganggarkan untuk perusahaan besar. Ia menilai, lebih tepat kalau operasi pasar dilakukan koperasi dan pengusaha serta pedagang kecil.

"Kalau pedagang kecil, hanya memiliki kios kecil tidak mungkin mereka menimbun beras. Sehingga pedagang kecil ini, minta barang kepada Bulog harus dikasih. Kalau tidak, harga tidak turun," kata Daniel yang juga Ketua Kelompok Fraksi PKB di Komisi IV itu.

Ia mengingatkan peran penting dari Perum Bulog untuk menstabilisasi harga jual beras hingga di tingkat pengecer.

"Fungsi Bulog harusnya melakukan stabilisasi harga jual dan Bulog juga harus melakukan pemantauan ke tingkat pengecer untuk tidak menjual melebihi harga eceran tertinggi," katanya.

Selain itu juga, dilanjutkan Daniel, pelaksanaan operasi pasar untuk menekan harga jual beras seharusnya juga sudah dilakukan apabila kenaikan beras di tingkat pengecer angkanya sudah sangat tinggi dan berlangsung dalam waktu yang lama.

Di Kalbar, harga beras mengalami kenaikan dalam beberapa pekan terakhir. Kondisi ini merata terjadi di sejumlah kabupaten dan kota. Di Sanggau misalnya, kenaikan harga berkisar Rp1.000 per kilogram. Di Pontianak, warga yang biasanya membeli beras dalam satuan karung, akhirnya hanya kilogram. "Tidak cukup lagi untuk membeli satu karung beras, akhirnya eceran beberapa kilogram saja," kata Slamet, warga Jeruju, Pontianak Barat.



Pewarta:

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015