Pontianak (ANTARA) - Penjabat Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar), Harisson memastikan mahalnya harga beras di Kalbar akan teratasi pada April mendatang, bersamaan dengan masa panen padi di sejumlah wilayah.
"Saat ini harga beras memang mengalami kenaikan. Kenaikan harga beras di pasar disebabkan oleh lonjakan permintaan yang signifikan menjelang bulan Ramadan dan Idul Fitri," kata Harisson di Pontianak, Jumat.
Ia menjelaskan, untuk beras medium di Kota Pontianak dijual dengan kisaran harga Rp14.100 hingga Rp15.333 per Kg, sedangkan untuk beras premium dijual dengan harga Rp17.833 hingga Rp18.167 perkilogram di mana harga tersebut memang cukup tinggi.
Namun, dirinya Harisson menyampaikan keyakinannya bahwa kenaikan harga bahan pokok, terutama beras, akan segera mereda seiring dengan bertambahnya masa panen padi yang dimulai sejak bulan Februari lalu.
Saat ini, sejumlah daerah sudah mulai panen padi. Panen akan terus berlangsung hingga Bulan April, jadi stok di masyarakat itu akan melimpah.
"Saat terjadi kenaikan, kita berada di penghujung masa panen sebelumnya, jadi ada kenaikan karena stok menipis," tuturnya.
Meskipun demikian, Harisson menegaskan bahwa Badan Urusan Logistik (Bulog) telah menyediakan stok beras dari program Stabilisasi Pasokan Harga Pangan (SPHP) dalam jumlah yang cukup untuk kebutuhan hingga empat bulan ke depan.
"Pemerintah daerah akan terus melaksanakan operasi pasar guna mengendalikan inflasi dengan menjaga pasokan dan distribusi bahan pokok," katanya.
Harisson juga mengajak masyarakat untuk berbelanja dengan bijak, sambil memastikan bahwa pemerintah daerah akan terus mengambil langkah-langkah strategis untuk menjaga stabilitas harga bahan pokok.
Dengan demikian, Pj Gubernur Harisson berharap bahwa dengan upaya yang terus dilakukan oleh pemerintah daerah, harga bahan pokok, terutama beras, dapat kembali stabil dan terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat.
PJ Gubernur Kalbar pastikan harga beras turun setelah bulan April
Jumat, 15 Maret 2024 21:31 WIB