Sintang (Antara Kalbar) - Bangunan SD Negeri 18 Batu Landung, Kecamatan Dedai, Kabupaten Sintang dalam kondisi memprihatinkan karena rusak parah dan masih digunakan untuk aktivitas belajar mengajar.

Delapan siswa Kelas V SDN 18 Batu Landung, terlihat sedang sibuk menyalin teori pelajaran yang ada di papan tulis ke dalam buku mereka.

Sementara seorang siswa, sambil berdiri di atas sebuah kursi, terlihat serius menulis materi pelajaran di sebuah papan tulis. Sedangkan seorang ibu guru yang mengajar di kelas ini, sambil  menggendong anak, terlihat sibuk mengoreksi hasil pekerjaan para siswanya.

Di ruang kelas itu, para siswa duduk rapi pada deretan kursi dan meja tua yang ada di ruangan tersebut. Tampak hanya ada empat meja dengan sembilan kursi yang tersusun rapi di ruangan ini. Posisi sederet meja dan kursi para siswa itu merapat ke dinding sebelah kanan yang terdapat jendela.

Ruangan kelas yang berlantai dan berdindingkan papan itu, pada bagian atapnya terlihat berlubang. Tampak ada sekitar empat lubang besar dan belasan lubang kecil lainnya yang siap menerima curahan hujan pada atap bagian belakang ruang kelas ini. Ruangan kelas itu juga sudah tidak memiliki dek.

Tidak hanya itu, kondisi ruang kelas inipun sudah mulai bergoyang jika dilewati orang-orang yang berbadan besar. Di bangunan ruang kelas berumur 30 tahun yang sudah reot inilah, siswa kelas V sehari-harinya menuntut ilmu.

"Tidak takutkah dek belajar di ruangan ini? Gimana kalau ruang kelasnya roboh?" tanya wartawan kepada salah satu siswa di kelas itu yang dijawabnya dengan gelengan kepala sambil tersenyum.

Rasa takut ruang kelasnya roboh, saat mereka belajar terkesan tidak dirasakan oleh para siswa itu. Sebab mungkin saja tidak terpikirkan oleh para siswa itu. Namun yang pasti, belajar di dalam ruang kelas yang nyaris roboh jelas membuat keselamatan jiwa para siswa itu terancam.

Di sekolah tersebut tidak hanya siswa kelas V yang terpaksa belajar di ruang kelas yang nyaris ambruk. Siswa lain yakni siswa kelas VI juga terpaksa harus belajar di ruangan sempit berukuran 3 x 4 meter. Di bekas ruangan kepala sekolah inilah delapan siswa kelas V harus belajar dengan kondisi yang sumpek dan panas.

"Ruangan ini digunakan karena tidak ada ruangan lain," tutur Asparida, guru di sekolah itu.

Guru ini menuturkan SDN 18 Batu Landung memiliki tiga guru PNS dan tiga guru honor. Jumlah siswanya ada 67 orang dan hanya memiliki lima ruang kelas. Selain siswa kelas VI yang belajar di ruangan sempit, para siswa kelas I dan II juga harus belajar di satu ruang kelas yang dibagi dua.

Kepala SDN 18 Batu Landung, Bernat mengatakan empat bangunan ruang kelas di sekolahnya itu dibangun tahun 1986. Sementara satu ruang kelas yang nyaris roboh dibangun pada tahun 1985.

"Selama ini bangunan ruang kelas itu memang belum pernah direhab," katanya.

Di tempat terpisah, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sintang, Marchues Afen menyampaikan tahun ini, akan merehab satu ruang kelas SDN 18 Batu Landung yang nyaris roboh tersebut.
Selain merehab satu ruang kelas, Disdikbud Kabupaten Sintang juga akan membangun satu unit ruang kelas di sekolah tersebut.

"Kondisi ruang kelas di sana selain kurang, memang sudah rusak parah. Saya juga ngeri  lihat siswa belajar di ruang kelas yang bocor itu," ujarnya.

(Faiz/N005)

Pewarta: Faiz

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015