Ketapang (Antara Kalbar) - Anggota Komisi IV DPR RI Daniel Johan mendukung program food estate di Kabupaten Ketapang Kalbar untuk dikembangkan dan dijadikan percontohan hingga nasional.
"Kabupaten Ketapang mempunyai potensi yang luar biasa, termasuk untuk mendukung program ketahanan pangan pemerintah," kata Daniel Johan saat bertemu jajaran Pemda Ketapang di Ketapang, Rabu.
Ia menambahkan, ada lima fokus di sektor pertanian untuk Provinsi Kalbar yang perlu dikawal bersama baik dari desa hingga pusat.
Pertama, menjadikan Kalbar sebagai salah satu basis pangan nasional melalui teknologi tanam Hazton.
Berdasarkan hasil uji coba di berbagai lokasi, menunjukkan peningkatan produksi yang cukup signifikan. Saat ini, teknologi Hazton juga tengah diuji coba di Balitbang Kementan.
"Kalau berhasil, akan didorong agar menjadi lebih `massive`," ujar dia. Ia menambahkan, sekarang telah dialokasikan dana dari Kementan untuk menerapkan teknologi Hazton di Kalbar dengan luas seribuan hektare lebih.
Kemudian, lanjut dia, mendorong swasembada jagung untuk Provinsi Kalbar.
Lalu, rehabilitasi jeruk di Kabupaten Sambas, mendorong kawasan pangan serta tanaman lidah buaya sebagai salah satu unggulan yang selama ini sudah cukup baik.
Sementara Kepala Bappeda Kabupaten Ketapang Mahyudin mengatakan Pemkab Ketapang sangat terbuka untuk investasi di bidang pangan.
Ia melanjutkan, ada peraturan bupati yang mewajibkan seluruh perusahaan yang berinvestasi di bidang kehutanan dan perkebunan untuk mengalokasikan sebagian lahannya ke lahan pangan. "Minimal 300 hektare," ujar dia.
Pada tahun 2012, Menteri BUMN Dahlan Iskan melakukan pencanangan pertama kawasan pangan di Kabupaten Ketapang dengan melibatkan sejumlah BUMN.
Targetnya 100 ribu hektare namun kini yang digunakan hanya 100 hektare dan dikelola PT Pupuk Indonesia. Sedangkan untuk lahan yang sudah dibuka, sekitar 5 ribu hektare.
Pada kesempatan itu Daniel Johan menyempatkan untuk melihat lahan yang sudah dibuka di Desa Suka Maju, tak jauh dari Kota Ketapang. Ia terkesan dengan lokasi yang berupa hamparan lahan datar serta infrastruktur yang cukup lengkap.
Ia mengungkapkan, ada sejumlah investor yang sangat berminat di bidang pangan sekaligus berkomitmen tinggi untuk membangun pangan dan kesejahteraan petani.
Menurut dia, nilainya dapat mencapai triliunan rupiah dengan mekanisme kerja sama yang mampu meningkatkan kesejahteraan petani.
Ia juga mengapresiasi sikap Pemkab Ketapang yang sangat terbuka bagi investasi di bidang tanaman pangan. Ia yakin, petani yang sejahtera serta mapan bukan hal mustahil untuk diwujudkan. "Dibutuhkan dukungan semua pihak agar ini terwujud," demikian kata politisi PKB ini.
Di Komisi IV, ia mendorong peningkatan anggaran dari Kementerian Pertanian untuk Kalbar menjadi Rp400 miliar. Peningkatan tersebut merupakan bagian dalam mewujudkan Kalbar sebagai basis pangan nasional.
"Anggaran yang harus kita kawal bersama sehingga bermanfaat secara optimal untuk meningkatkan produksi dan kesejahteraan petani," kata Daniel Johan.
(T011/N005)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015
"Kabupaten Ketapang mempunyai potensi yang luar biasa, termasuk untuk mendukung program ketahanan pangan pemerintah," kata Daniel Johan saat bertemu jajaran Pemda Ketapang di Ketapang, Rabu.
Ia menambahkan, ada lima fokus di sektor pertanian untuk Provinsi Kalbar yang perlu dikawal bersama baik dari desa hingga pusat.
Pertama, menjadikan Kalbar sebagai salah satu basis pangan nasional melalui teknologi tanam Hazton.
Berdasarkan hasil uji coba di berbagai lokasi, menunjukkan peningkatan produksi yang cukup signifikan. Saat ini, teknologi Hazton juga tengah diuji coba di Balitbang Kementan.
"Kalau berhasil, akan didorong agar menjadi lebih `massive`," ujar dia. Ia menambahkan, sekarang telah dialokasikan dana dari Kementan untuk menerapkan teknologi Hazton di Kalbar dengan luas seribuan hektare lebih.
Kemudian, lanjut dia, mendorong swasembada jagung untuk Provinsi Kalbar.
Lalu, rehabilitasi jeruk di Kabupaten Sambas, mendorong kawasan pangan serta tanaman lidah buaya sebagai salah satu unggulan yang selama ini sudah cukup baik.
Sementara Kepala Bappeda Kabupaten Ketapang Mahyudin mengatakan Pemkab Ketapang sangat terbuka untuk investasi di bidang pangan.
Ia melanjutkan, ada peraturan bupati yang mewajibkan seluruh perusahaan yang berinvestasi di bidang kehutanan dan perkebunan untuk mengalokasikan sebagian lahannya ke lahan pangan. "Minimal 300 hektare," ujar dia.
Pada tahun 2012, Menteri BUMN Dahlan Iskan melakukan pencanangan pertama kawasan pangan di Kabupaten Ketapang dengan melibatkan sejumlah BUMN.
Targetnya 100 ribu hektare namun kini yang digunakan hanya 100 hektare dan dikelola PT Pupuk Indonesia. Sedangkan untuk lahan yang sudah dibuka, sekitar 5 ribu hektare.
Pada kesempatan itu Daniel Johan menyempatkan untuk melihat lahan yang sudah dibuka di Desa Suka Maju, tak jauh dari Kota Ketapang. Ia terkesan dengan lokasi yang berupa hamparan lahan datar serta infrastruktur yang cukup lengkap.
Ia mengungkapkan, ada sejumlah investor yang sangat berminat di bidang pangan sekaligus berkomitmen tinggi untuk membangun pangan dan kesejahteraan petani.
Menurut dia, nilainya dapat mencapai triliunan rupiah dengan mekanisme kerja sama yang mampu meningkatkan kesejahteraan petani.
Ia juga mengapresiasi sikap Pemkab Ketapang yang sangat terbuka bagi investasi di bidang tanaman pangan. Ia yakin, petani yang sejahtera serta mapan bukan hal mustahil untuk diwujudkan. "Dibutuhkan dukungan semua pihak agar ini terwujud," demikian kata politisi PKB ini.
Di Komisi IV, ia mendorong peningkatan anggaran dari Kementerian Pertanian untuk Kalbar menjadi Rp400 miliar. Peningkatan tersebut merupakan bagian dalam mewujudkan Kalbar sebagai basis pangan nasional.
"Anggaran yang harus kita kawal bersama sehingga bermanfaat secara optimal untuk meningkatkan produksi dan kesejahteraan petani," kata Daniel Johan.
(T011/N005)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015