Mempawah (Antara Kalbar) - Masyarakat Desa Bumbun, Kecamatan Sadaniang, Kabupaten Mempawah, kini mulai menikmati air bersih melalui program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas).
   
"Pemerintah memiliki komitmen untuk mencapai target tujuan pembangunan milenium sektor air minum dan sanitasi, yaitu menurunkan separuh dari proporsi penduduk yang belum mempunyai akses air minum dan sanitasi dasar pada tahun 2015," kata Wakil Bupati Mempawah Gusti Ramlana.
    
Air merupakan kebutuhan utama kehidupan masyarakat yang seharusnya dapat terpenuhi secara kuantitas, kualitas, keterjangkauan, dan kesinambungan oleh pemerintah. Namun kenyataannya hingga kini di daerah masih ada masyarakat yang belum mendapatkan air bersih yang layak, terutama masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).     
    
Meski demikian, setidaknya kini penduduk Desa Bumbun, Kecamatan Sadaniang harus bersyukur atas  terealisasinya program Pamsimas. "Oleh karena itu pengelolaan pascakonstruksi oleh masyarakat menjadi hal yang sangat penting, di mana Pamsimas diantaranya bertujuan menjamin sistem penyediaan air minum dan sanitasi yang dibangun agar tetap terpelihara sehingga mampu memberikan pelayanan bahkan meningkatkan jangkauan pelayanan air minum," kata Gusti Ramlana.
    
Sementara itu Kepala Desa Bumbun Iman Lewi Bureni menerangkan pada dasarnya serapan program pemerintah tersebut sebenarnya masih belum mencukupi. Ia berharap upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat dapat dipercepat dengan tersedianya sarana air minum dan sanitasi berbasis masyarakat yang bersumber dari dana APBN.
    
"Kita bersyukur karena salah satu program terpenting di kampung ini terkait dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat dapat terlaksana, yakni penyediaan air minum sanitasi berbasis masyarakat. Program ini dananya bersumber dari APBN yang direkomendasikan pemerintah daerah, dan sudah terlaksana di kampung kita," terang Iman.
    
Wilayah Dusun Nangka, Desa  Bumbun, secara keseluruhan sebenarnya membutuhkan air berada pada radius yang cukup jauh sehingga memerlukan dana yang sangat besar untuk dituntaskan. "Sumber air kita ini setelah masuk ke dalam bak penampungan dibagi menjadi dua jalur yakni jalur RT 11 dan RT 10. Di jalur RT 11 itu mencapai hampir 3 kilometer sehingga lebih memakan biaya dan sama dengan penampungan yang dibutuhkan juga menelan dana yang cukup besar sehingga ke arah RT 10 itu belum mencapai 100 persen," ujar Iman.
    
Terkait pemenuhan hajat hidup orang banyak tersebut, berdasarkan kesepakatan warga pemerintah desa akan mengkoordinir masyarakat dengan memberlakukan iuran warga sebesar Rp10 ribu/bulan.
    
Iuran ini digunakan sebagai dana persiapan untuk pemeliharaan sarana pamsimas yang ada sehingga jika terjadi kerusakan maka tidak perlu repot menghubungi pemerintah daerah.     "Pemerintah sudah menyiapkan ini semua, kini tinggal masyarakatnya. Dengan ada dana ini juga maka ke depan diharapkan bisa untuk menyambung ke wilayah yang belum tersambung. Dengan berjalannya pamsimas ini sekitar hampir 15 KK di dusun ini kini sudah membuat WC," kata Iman.
    
Prasarana pamsimas yang diresmikan terdiri atas intake, menara air, jalur pipa baru, empat keran umum, rehab WC sekolah, dan pengadaan cuci tangan pakai sabun (CTPS).  
   
Dana yang dikeluarkan berjumlah Rp275 juta yang terdiri atas bantuan langsung masyarakat  sebesar Rp220 juta ditambah 20 persen kontribusi masyarakat sebesar Rp55 juta yang terdiri atas inkind Rp44 juta dan incash Rp11 juta.
   
"Kami berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu perencanaan dan pelaksanaan kegiatan ini, para konsultan pendamping, dan pelaku-pelaku program di tingkat desa yang gigih memperjuangkan agar kegiatan berjalan lancar," ujar Ketua Kelompok Keswadayaan Masyarakat Desa Bumbun, Luis Ngongo.

Pewarta: Aries Zaldi

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015