Singapura (Antara Kalbar) - Tim Squash Indonesia akhirnya mampu memenuhi target setelah tim putri mempersembahkan medali perak bagi kontingen Indonesia pada SEA Games 2015 di Kallang Squash Center, Singapura, Sabtu.
Bagi kontingen Indonesia, raihan medali perak dari nomor tim putri ini adalah sebuah prestasi tersendiri karena selama ini belum pernah menapaki partai final pada kejuaraan dua tahunan tersebut.
"Ini adalah sejarah bagi Indonesia karena mampu merebut perak dari nomor tim. Sebelumnya selalu mendapatkan perunggu. Hasil ini sudah sesuai dengan target dari Satlak Prima," kata manajer tim squash Indonesia, Susilo usai pertandingan.
Tim putri yang turun pada partai final melawan Malaysia itu adalah Yeni Rohmahyang berhadapan dengan Gnansigamani dengan skor 0-3 (7-11, 8-11, 3-18). Sedangkan pemain kedua yaitu Catur Yuliana yang menghadapi Rachel Arnold dengan skor 0-3 (8-11, 9-11, 4-11).
Meski hanya mendapatkan perak, kedua atlet yang diturunkan mengaku bangga karena pada kejuaraan dua tahunan ini berhadapan dengan pemain yang sudah level profesional. Kondisi ini akan menambah pengalaman dalam bertanding.
"Lawan pemain Malaysia adalah pengalaman baru. Level dia sudah di atas kita. Terus terang saya senang bermain dengan mereka," kata satu atlet Indonesia, Catur Yuliana.
Menurut Catur, pada pertandingan final itu ia berusaha memberikan perlawanan. Bahkan, perolehan poin sempat saling kerja dan beberapa kali memimpin. Hanya saja, pemain Malaysia dinilai lebih unggul terutama dalam hal teknik bermain.
Pernyataan yang sama dikatakan Yeni Rohmah. Pemain yang cukup perkasa saat menghadapi Malaysia itu mengaku banyak pengalaman yang diraih. Ke depan, ia akan terus meningkatkan kemampuan karena banyak kejuaraan yang akan dihadapi.
Peluang untuk menambah medali dari cabang squash masih terbuka karena masih ada satu nomor yang belum dipertandingkan yaitu jumbo dobel putra. Pada nomor ini diprediksi persaingan akan ketat karena Malaysia yang selama ini dominan tidak turun.
"Peluang cukup terbuka. Makanya kami berharap semua pemain yang diturunkan bisa maksimal," kata manajer tim Susilo menegaskan.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015
Bagi kontingen Indonesia, raihan medali perak dari nomor tim putri ini adalah sebuah prestasi tersendiri karena selama ini belum pernah menapaki partai final pada kejuaraan dua tahunan tersebut.
"Ini adalah sejarah bagi Indonesia karena mampu merebut perak dari nomor tim. Sebelumnya selalu mendapatkan perunggu. Hasil ini sudah sesuai dengan target dari Satlak Prima," kata manajer tim squash Indonesia, Susilo usai pertandingan.
Tim putri yang turun pada partai final melawan Malaysia itu adalah Yeni Rohmahyang berhadapan dengan Gnansigamani dengan skor 0-3 (7-11, 8-11, 3-18). Sedangkan pemain kedua yaitu Catur Yuliana yang menghadapi Rachel Arnold dengan skor 0-3 (8-11, 9-11, 4-11).
Meski hanya mendapatkan perak, kedua atlet yang diturunkan mengaku bangga karena pada kejuaraan dua tahunan ini berhadapan dengan pemain yang sudah level profesional. Kondisi ini akan menambah pengalaman dalam bertanding.
"Lawan pemain Malaysia adalah pengalaman baru. Level dia sudah di atas kita. Terus terang saya senang bermain dengan mereka," kata satu atlet Indonesia, Catur Yuliana.
Menurut Catur, pada pertandingan final itu ia berusaha memberikan perlawanan. Bahkan, perolehan poin sempat saling kerja dan beberapa kali memimpin. Hanya saja, pemain Malaysia dinilai lebih unggul terutama dalam hal teknik bermain.
Pernyataan yang sama dikatakan Yeni Rohmah. Pemain yang cukup perkasa saat menghadapi Malaysia itu mengaku banyak pengalaman yang diraih. Ke depan, ia akan terus meningkatkan kemampuan karena banyak kejuaraan yang akan dihadapi.
Peluang untuk menambah medali dari cabang squash masih terbuka karena masih ada satu nomor yang belum dipertandingkan yaitu jumbo dobel putra. Pada nomor ini diprediksi persaingan akan ketat karena Malaysia yang selama ini dominan tidak turun.
"Peluang cukup terbuka. Makanya kami berharap semua pemain yang diturunkan bisa maksimal," kata manajer tim Susilo menegaskan.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015