Ketapang (Antara Kalbar) - Petani di Desa Sungai Pelang, Kecamatan Matan Hilir Selatan, Kabupaten Ketapang, kini mulai menggunakan sumur bor untuk mengairi sawahnya karena lahan mengering saat musim kemarau tiba.
Ritom (60), petani Desa Sungai Pelang, Kecamatan Matan Hilir Selatan, Ketapang mengaku kaget karena tak menyangka lahan mereka begitu cepat terpengaruh musim kemarau yang dikenal juga dengan musim selatan.
Beruntung mereka dapat menggunakan bor air tanah sehingga kesulitan air untuk padi mereka dapat diatasi. Namun mereka harus merogoh kocek yang lebih dalam untuk pengeluaran bensin dan solar pembangkit mesin bor mereka.
Widodo, PPL Desa Sungai Pelang membenarkan keluhan petani ini. "Pada musim tanam gadu ini , kemarau begitu cepat, sehingga banyak petani yang tidak jadi menanam padi musim kedua ini," ujar dia.
Namun bagi petani yang memiliki bor tanah tetap saja dapat mengusahakan lahan mereka. Ia berharap hujan masih ada beberapa pekan kedepan karena kalau mengandalkan sumur bor biaya produksi akan lebih mahal.
Menurut Widodo, biasanya pada musim kering ini kualitas gabah menjadi lebih baik, karena itu menanam dua kali dalam satu tahun sudah mulai diminati petani..
Pendapat yang sama juga disampaikan Babinsa Desa Muliakarta Sutarmaji. Ia berharap petani yang mulai tanam dua kali ini dapat berhasil dalam rangka peningkatan produksi pangan.
Pihaknya turut serta memberi motivasi kepada petani untuk terus meningkatkan intensitas panen dengan mananami lahan mereka menjadi duakali dalam satu tahun,"Imbuhnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015
Ritom (60), petani Desa Sungai Pelang, Kecamatan Matan Hilir Selatan, Ketapang mengaku kaget karena tak menyangka lahan mereka begitu cepat terpengaruh musim kemarau yang dikenal juga dengan musim selatan.
Beruntung mereka dapat menggunakan bor air tanah sehingga kesulitan air untuk padi mereka dapat diatasi. Namun mereka harus merogoh kocek yang lebih dalam untuk pengeluaran bensin dan solar pembangkit mesin bor mereka.
Widodo, PPL Desa Sungai Pelang membenarkan keluhan petani ini. "Pada musim tanam gadu ini , kemarau begitu cepat, sehingga banyak petani yang tidak jadi menanam padi musim kedua ini," ujar dia.
Namun bagi petani yang memiliki bor tanah tetap saja dapat mengusahakan lahan mereka. Ia berharap hujan masih ada beberapa pekan kedepan karena kalau mengandalkan sumur bor biaya produksi akan lebih mahal.
Menurut Widodo, biasanya pada musim kering ini kualitas gabah menjadi lebih baik, karena itu menanam dua kali dalam satu tahun sudah mulai diminati petani..
Pendapat yang sama juga disampaikan Babinsa Desa Muliakarta Sutarmaji. Ia berharap petani yang mulai tanam dua kali ini dapat berhasil dalam rangka peningkatan produksi pangan.
Pihaknya turut serta memberi motivasi kepada petani untuk terus meningkatkan intensitas panen dengan mananami lahan mereka menjadi duakali dalam satu tahun,"Imbuhnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015