Jakarta (Antara Kalbar) - Pemerhati masalah anak-anak Seto Mulyadi atau dikenal dengan Kak Seto menilai tayangan selama Ramadan 2015 di stasiun televisi nasional masih banyak yang menyimpang.
"Harus diakui masih banyak yang menyimpang dan harus dievaluasi," kata Kak Seto di Jakarta, Senin.
Kak Seto mengemukakan penilaiannya tersebut berdasarkan tayangan di televisi nasional, terutama menjelang berbuka dan saat sahur selama bulan Ramadan lalu.
Menurut Kak Seto, tayangan-tayangan tersebut masih berputar pada "seru-seruan" tanpa ada unsur yang mendidik.
"Seputar seru-seruan yang menonjolkan tawa terbahak-bahak, berbicara dengan keras dan memancing emosi," kata dia.
Padahal, Seto melanjutkan, bulan puasa adalah saat yang tepat untuk mengajarkan kepada anak-anak tentang hal-hal baik termasuk etika berbicara dan memperlakukan orang lain.
Terlebih lagi jelang buka dan sahur yang secara umum merupakan waktu utama bagi keluarga dan anak-anak berkumpul untuk menonton TV di masa Ramadan.
Meskipun demikian, Kak Seto mengapreasiasi kerja Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) dalam melaksanakan tugas sebagai pengawas acara-acara TV nasional.
"Tidak mudah memonitor sekian banyak acara di sekian banyak stasiun televisi nasional, namun KPI melakukannya dengan maksimal, termasuk memanggil pihak yang melanggar," kata dia.
Ke depannya, Kak Seto mengharapkan stasiun televisi nasional dapat menayangkan acara-acara yang memberikan pendidikan yang baik bagi anak-anak, terutama saat bulan Ramadan.
Kak Seto sendiri telah menyiapkan beberapa program tayangan yang sesuai bagi anak-anak, termasuk reproduksi "Si Komo" yang pernah populer di tahun 90-an.
"Sudah siap, hanya tinggal menunggu stasiun TV yang berminat," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015