Sekadau (Antara Kalbar) - Kondisi jalan di Kampung Baru, Kota Sungai Ayak, Kecamatan Belitang Hilir, Kabupaten Sekadau memprihatinkan dimana tambal sulam dari pihak perusahaan yang menggunakan blendingan tanah membuat rumah warga di sepanjang kiri dan kanan jalan berubah cat menjadi cat debu.
"Akses sentral angkutan kendaraan roda empat atau lebih itu layaknya bukan jalan yang dilalui kendaraan. Iya sangat memprihatinkan jalan ini, kata seorang warga setempat, Krisna, Minggu.
Senada dengan Krisna, Dedi pun mengeluhkan hal yang sama. Dirinya mengutuk pihak yang berkompeten sampai saat ini tutup mata. "Apa arti 70 tahun kemerdekaan kita, jika jalan dalam kota masih seperti ini. Katanya warga harus sehat, bersih tapi jalan berdebu dan pikirkan itu sendiri," katanya dengan nada kesal.
Sementara itu, Kilong warga setempat juga menyesalkan soal kondisi jalan tersebut. Pernah ditambal sulam beberapa tahun silam dengan aspal atau cat hitam, tak lama berselang sudah kembali seperti semua. Alasan dana tak ada, dan tonase kendaraan yang melintas akan dilontarkan pada warga yang bertanya pada mereka yang lebih tahu seluk belum jalan ini, akan pasti terdengar.
"Sudah tahu jalan dilintasi kendaraan roda empat atau lebih dengan beban yang berat, kenapa juga dikerjakan tambal sulam dulunya, ini bukan persoalan membagi kue pembangunan pada rakyat, tapi mungkin kue pembangunan pada yang mengerjakan," katanya. (Gansi/N005)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015
"Akses sentral angkutan kendaraan roda empat atau lebih itu layaknya bukan jalan yang dilalui kendaraan. Iya sangat memprihatinkan jalan ini, kata seorang warga setempat, Krisna, Minggu.
Senada dengan Krisna, Dedi pun mengeluhkan hal yang sama. Dirinya mengutuk pihak yang berkompeten sampai saat ini tutup mata. "Apa arti 70 tahun kemerdekaan kita, jika jalan dalam kota masih seperti ini. Katanya warga harus sehat, bersih tapi jalan berdebu dan pikirkan itu sendiri," katanya dengan nada kesal.
Sementara itu, Kilong warga setempat juga menyesalkan soal kondisi jalan tersebut. Pernah ditambal sulam beberapa tahun silam dengan aspal atau cat hitam, tak lama berselang sudah kembali seperti semua. Alasan dana tak ada, dan tonase kendaraan yang melintas akan dilontarkan pada warga yang bertanya pada mereka yang lebih tahu seluk belum jalan ini, akan pasti terdengar.
"Sudah tahu jalan dilintasi kendaraan roda empat atau lebih dengan beban yang berat, kenapa juga dikerjakan tambal sulam dulunya, ini bukan persoalan membagi kue pembangunan pada rakyat, tapi mungkin kue pembangunan pada yang mengerjakan," katanya. (Gansi/N005)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015