Pontianak (Antara Kalbar) - Direktur Pusat Studi Kebijakan Publik (Puskepi) Sofayno Zakaria mengingatkan Presiden Joko Widodo jangan sampai termakan "bujukan ular" terkait isu reshufle kabinet yang pagi ini ramai dibicarakan di media.

"Slogan kerja yang merupakan slogan dari Jokowi lebih harus mendapat perhatian dari pemerintahan Jokowi dan masyarakat," kata Sofyano Zakaria saat dihubungi di Jakarta, Selasa.

Menurut dia, kerja dan mewujudkan kesejahteraan rakyat lebih utama ketimbang reshufle. Mereshufle kabinet yang ada oleh Jokowi bisa jadi Jokowi termakan oleh "bujukan ular" yang dilakukan pihak pihak tertentu yang pada dasarnya kelak bisa saja mengatakan bahwa adanya reshufle bukti bahwa Jokowi JK salah dan tidak profesional dalam menyusun kabinet kerja yang ada saat ini sebelum adanya reshufle.

Mengganti banyak menteri misalnya diatas lima menteri, pasti akan lebih menguatkan pendapat dari pihak pihak tertentu khususnya yang "anti" Jokowi bahwa Jokowi JK gagal dalam menempatkan orang orang yang dipilihnya dalam kabinet kerja-nya.

Jika Jokowi dan JK memandang perlu mengganti menteri-menteri yang ada maka sangatlah bijak jika keputusan itu tidak dilakukan karena adanya opini dan tekanan dari elit politik dan elit masyarakat tertentu tetapi lebih berdasarkan kinerja yang dinilai secara objektif, katanya.

"Artinya ketika Jokowi mengumumkan penggantian menteri maka ia harusnya menyampaikan ke publik apa pertimbangan penggantian menteri tersebut," ungkap Sofyano.

Dengan adanya reshufle yang akan dilakukan, maka ketika kemudian ternyata reshufle tersebut tidak ternyata memberi manfaat besar bagi rakyat, maka Jokowi JK berpeluang menjadi objek "olok-olok" pihak-pihak tertentu, kata Sofyano.

Pewarta: andilala

Editor : Andilala


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015