Sungai Raya (Antara Kalbar) - Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat mengantisipasi meluasnya kebakaran lahan yang terjadi di beberapa daerah dengan modifikasi cuaca untuk memicu terjadinya hujan buatan.

"Upaya ini kita lakukan karena melihat di lapangan jumlah titik api semakin banyak. Untuk mengantisipasi meluasnya kebakaran lahan dan semakin tebalnya asap, kita telah meminta bantuan kepada pemerintah pusat melalui BNPB Nasional," kata Komandan Satgas Antisipasi Pembakaran Lahan Kalimantan Barat, Christiandy Sanjaya di Sungai Raya, Kamis.

Dia menjelaskan, berdasarkan pantauan BMKG Supadio Pontianak, jumlah titik api yang ada di Kalbar, pada tanggal 2 September mencapai 450 titik lebih. Untuk memadamkan api tersebut, selain melakukan beberapa upaya diatas, Pemprov Kalbar bekerjasama dengan TNI, Polri, dan beberapa pihak lainnya juga melakukan upaya pemadaman melalui medan darat.

Namun untuk proses pemadaman di titik yang sulit dijangkau, dilakukan dengan metode bom air dengan menggunakan Helikopter Camov milik BNPB Nasional dimana setiap harinya sejak tanggal 2 November kemarin, sampai hari ini terus beroperasi.

Sementara itu, lanjutnya, untuk proses modifikasi cuaca dilakukan dengan menggunakan pesawat Cassa dari Skadron Udara 4 Lanud Abdurahman Saleh, Malang, dimana pesawat tersebut telah menebarkan 29 ton garam sejak tanggal 11 Agustus sampai tanggal 2 September.

"Upaya-upaya tersebut terus kita lakukan dan seharusnya dapat meminimalisir kabut asap. Namun kita juga heran, sampai hari ini titik api sudah turun drastis hanya 19 titik, namun kabut asap malah semakin tebal dan sepertinya ini kabut asap kiriman dari daerah lain," tuturnya.

Christiandy mengatakan, Satgas yang dipimpinnya itu akan terus bekerja sampai tanggal 2 November mendatang, sesuai dengan SK Gubernur Kalbar terkait penanggulangan asap itu.

"Yang jelas, kita akan terus berupaya menanggulangi asap ini dengan maksimal dan dengan berbagai cara yang ada, karena masalah kabut asap ini cukup pelik karena bisa menimbulkan dampak pada transportasi penerbangan dan kesehatan masyarakat," katanya.

Ditempat yang sama, Kepala BPBD Kalbar, Teleus Titus Ali Nyarong mengatakan upaya pemadaman api dan penanggulangan asap yang terjadi di provinsi itu akan terus dilakukan hingga asap tidak ada lagi.

"Saat ini kita sudah menetapkan Kalbar masuk dalam status siaga bencana asap, sehingga berbagai upaya kita lakukan untuk menanggulanginya. Terkait hal itu, Gubernur Kalbar telah meminta bantuan kepada pemerintah pusat dan bantuan itu sudah diberikan dengan didatangkannya pesawat Cassa dan Helikopter Camov," kata Nyarong.

Dia menjelaskan, dalam sehari terbang heli dan pesawat tersebut memakan anggaran hingga Rp300 juta, dimana anggaran yang digunakan beradal dari dana APBN.

"Karena dananya besar, makanya kita meminta bantuan dari pusat. Dan kita bersyukur bapak Presiden bisa sigap memberikan bantuan itu," kata Nyarong.

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015