Jakarta (Antara Kalbar) - Ilmuwan menemukan atmosfer dan keberadaan air di Pluto melalui sebuah foto yang dikirimkan pesawat luar angkasa NASA, New Horizon, beberapa waktu lalu.
"Siapa yang mengira ada langit biru dalam sabuk kuiper (Pluto). Ini mengesankan," kata peneliti dari Southwest Research Institute (SwRI), Colorado, Alan Stern seperti dilansir laman resmi NASA.
Peneliti mengatakan, partikel itu cenderung berwarna abu-abu dan merah, namun cara partikel itu memancarkan cahaya biru cukup menarik perhatian.
"Warna biru mencolok memberitahu kami soal ukuran dan komposisi partikel kabut itu. Langit biru seringkali dihasilkan dari penyebaran cahaya matahari oleh partikel-partikel yang sangat kecil," kata peneliti lainnya, Carly Howett.
"Di Bumi, partikel-partikel itu adalah molekul nitrogen sangat kecil. Tetapi di Pluto partikel yang disebut tholins ini tampak lebih besar - namun masih relatif kecil," tambah dia.
Para ilmuwan meyakini partikel-partikel tholin berada di lapisan atas armosfer, di mana sinar ultraviolet memisahkan partikel ini dan mengionisasi nitrogen serta molekul metana.
Partikel-partikel itu kemudian bereaksi dengan yang lainnya dan membentuk makromolekul yang sangat kompleks, seperti proses yang terjadi pada atmosfer atas bulan Saturnus, Titan.
Selain langit, New Horizons juga mendeteksi adanya wilayah yang diduga merupakan tempat air berada.
"Hamparan besar Pluto tidak nampak terekpos air es, karena nampaknya tertutup," tutur peneliti lainnya, Jason Cook.
Menurut dia, merupakan sebuah tantangan untuk memahami mengapa air muncul di satu tempat namun tidak di tempat lainnya.
"Saya terkejut kalau air es ini begitu merah. Kami belum memahami hubungan antara es air dan tholin kemerahan di permukaan Pluto," ujar Silvia Protopapa.
Pesawat New Horizons saat ini berada 5 miliar kilometer dari Bumi dengan semua sistem yang beroperasi normal.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015
"Siapa yang mengira ada langit biru dalam sabuk kuiper (Pluto). Ini mengesankan," kata peneliti dari Southwest Research Institute (SwRI), Colorado, Alan Stern seperti dilansir laman resmi NASA.
Peneliti mengatakan, partikel itu cenderung berwarna abu-abu dan merah, namun cara partikel itu memancarkan cahaya biru cukup menarik perhatian.
"Warna biru mencolok memberitahu kami soal ukuran dan komposisi partikel kabut itu. Langit biru seringkali dihasilkan dari penyebaran cahaya matahari oleh partikel-partikel yang sangat kecil," kata peneliti lainnya, Carly Howett.
"Di Bumi, partikel-partikel itu adalah molekul nitrogen sangat kecil. Tetapi di Pluto partikel yang disebut tholins ini tampak lebih besar - namun masih relatif kecil," tambah dia.
Para ilmuwan meyakini partikel-partikel tholin berada di lapisan atas armosfer, di mana sinar ultraviolet memisahkan partikel ini dan mengionisasi nitrogen serta molekul metana.
Partikel-partikel itu kemudian bereaksi dengan yang lainnya dan membentuk makromolekul yang sangat kompleks, seperti proses yang terjadi pada atmosfer atas bulan Saturnus, Titan.
Selain langit, New Horizons juga mendeteksi adanya wilayah yang diduga merupakan tempat air berada.
"Hamparan besar Pluto tidak nampak terekpos air es, karena nampaknya tertutup," tutur peneliti lainnya, Jason Cook.
Menurut dia, merupakan sebuah tantangan untuk memahami mengapa air muncul di satu tempat namun tidak di tempat lainnya.
"Saya terkejut kalau air es ini begitu merah. Kami belum memahami hubungan antara es air dan tholin kemerahan di permukaan Pluto," ujar Silvia Protopapa.
Pesawat New Horizons saat ini berada 5 miliar kilometer dari Bumi dengan semua sistem yang beroperasi normal.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015