Pontianak (Antara Kalbar) - Kabut asap yang kembali terjadi di Kota Singkawang akhir-akhir ini mengakibatkan udara di sana masuk kategori sangat tidak sehat.

"Untuk udara Kota Singkawang, saat ini statusnya sangat tidak sehat, karena kandungan karbon monoksida dalam udara di kota itu telah mencapai angka 264.439," kata Kepala Badan Lingkungan Hidup Singkawang Libertus di Singkawang, Jumat.

Menurut dia, jika hujan tak kunjung turun, maka kualitas udara di hari berikutnya bisa saja meningkat atau paling tidak sama.

Libertus menjelaskan, karbon monoksida itu sejenis senyawa kimia yang apabila dihirup membuat saluran pernapasan menjadi hitam.

"Bayangkan kalau sampai paru-paru hitam bisa sesak nafas. Kalau terlalu tebal bisa fatal akibatnya," katanya.

Menurut dia, kabut asap yang terjadi merupakan kiriman yang dibawa angin. Untuk Singkawang, sejauh ini tak ada titik api.

"Bukannya saya berdalih tak ada hotspot. Tapi kenyataannya, berdasarkan data satelit modis memang tidak ada," tuturnya.

Sementara daerah lain banyak sekali, sehingga dia berpendapat sumbernya pasti dari daerah-daerah itu.

"Jadi, mohon maaf untuk daerah-daerah lain. Tolonglah dikurangi hotspotnya jangan sampai asap kiriman terus bertambah," ujarnya.

Meski tak ada hotspot ditemukan, dirinya tetap berharap masyarakat di kota itu untuk menahan diri agar tidak membakar.

"Meski hanya sekedar sampah. Sebab jika ada 1.000 orang yang membakar sampah di situasi saat ini, akan menimbulkan asap yang tebal," katanya.

Dia menambahkan, walaupun kondisi udara sangat tidak sehat, BLH merekomendasikan siswa untuk tetap bersekolah.

"Karena kalau diliburkan, mereka (pelajar) masih tetap keluar rumah. Ilmu tidak dapat, tapi malah kena karbon monoksida" jelasnya.

Pewarta: Rendra Oxtora dan Rudi

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015