Pontianak (Antara Kalbar) - Alpan Kuswandi berhasil memanfaatkan peluang dari tipikal konsumen Indonesia yang tinggi untuk memenuhi kebutuhan di bidang konsumsi. Dari semula hanya sebagai "mamang" kredit, ia kini menjadi pengusaha kredit. Omsetnya pun semakin berlipat ganda dari semula ia menggeluti usaha tersebut.
   
Semula, ia hanya menjadikan usahanya itu sebagai sampingan belaka. "Kecil-kecilan lah, itu sekitar tahun 2008," kata suami dari Siti Zabaniyah ini. Melihat tingginya minat konsumen, ia semakin serius menggeluti usaha tersebut. Tiga tahun kemudian ia memilih mundur dan fokus di usaha perkreditan.
    
Alpan Uswandi melegalkan usahanya berbentuk badan usaha, CV Ajas, singkatan dari Akindo Jasa Sempurna. Tekadnya untuk menjadi pengusaha kian kuat, saat tanpa sengaja  membaca spanduk tentang ajakan menjadi pengusaha melalui program inkubator yang dipajang di depan Kantor Bank Indonesia Perwakilan Kalbar.
    
Alpan tercatat sebagai angkatan kelima. Banyak hal yang ia dapat dari Inkubator Bisnis Bank Indonesia Perwakilan Kalbar. Mulai dari wawasan yang bertambah, jaringan yang semakin luas, serta peluang menjalin kerja sama dengan perbankan untuk menambah permodalan.
    
Namun tentu saja juga diikuti doa dan keyakinan serta berserah diri ke Tuhan YME. Pascabergabung dengan inkubator, ia bisa mengatur managemen yang ada dan dikembangan dengan gaya serta kebutuhan pangsa pasar. Lalu, disesuaikan dengan kebutuhan konsumen yang mayoritas  masyarakat di Kota Pontianak cenderung tidak mau bertele-tele dan terlalu formal, dengan sistem transaksi lebih fleksibel.
    
"Transaksi bisa dimana saja, bagi nasabah yang lama atau cukup via telepon," ungkap Alpan yang pernah bekerja sebagai operator di salah satu  perusahaan selular itu. Namun bagi konsumen baru, transaksi dilakukan di rumah.
    
Sembari terus melakukan usaha mandiri mengkreditkan barang  sesuai keinginan konsumen, ternyata seiring waktu progres  yang didapat meningkat bahkan melebihi pendapatan sebagai  operator sehingga ia memutuskan untuk berhenti. "Permintaan  kredit barang kian tinggi dan bervariasi, jadi semua dilayani dengan komitmen kredit barang yang berimbas pada peningkatan pendapatan," katanya.
    
Dalam satu bulan, ia dapat meraup keuntungan Rp10 juta sampai Rp13 juta,dengan anggaran Rp50 juta. Ia punya target, dalam satu bulan minimal 10 konsumen, maksimal 20 konsumen. Jika melewati angka tersebut, ia akan masukkan untuk bulan depan.
    
Bagi konsumen yang terlambat membayar, ia memilih melakukan pendekatan secara persuasif. Tidak mengherankan saat ini konsumen yang sudah didata  secara keseluruhan mencapai 800 orang. Tidak hanya di Kota Pontianak, juga sudah merambah luar kota dengan mempersiapkan tenaga survei dan kolektor. Dari Bank Indonesia kerap mendatangi untuk melihat langsung perkembangan usahanya itu.

Pewarta: Teguh Imam Wibowo

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015