Singkawang (Antara Kalbar) - Kantor Kementerian Agama bersama MUI Singkawang menggelar pertemuan yang dihadiri sejumlah anggota eks Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) di Aula Kantor Camat Singkawang Utara, Selasa.
Pertemuan itu digelar, untuk mengetahui seperti apa organisasi Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) yang memang pada umumnya mendominasi di Kelurahan Sungai Bulan, Kecamatan Singkawang Utara.
"Jika memang ada ditemukan yang tidak lurus, maka akan kita luruskan," kata Kepala Kantor Kementerian Agama Singkawang, H Jawani.
Menurutnya, sebagai manusia yang beragama, maka melakukan ajaran agamanya dengan benar. Dalam artian, kalau beragama Islam, silahkan laksanakan ajaran agama sesuai Islam dengan benar.
Jika beragama Kristen, laksanakan sesuai dengan agama kristen dengan benar, jika Protestan laksanakan sesuai dengan agama protestan dengan benar, jika umat Hindu laksanakan agama Hindu dengan benar, jika Budha laksanakan agama Budha dengan benar, dan jika Konghucu laksanakan Konghucu dengan benar.
Jawani menambahkan, timbulnya permasalahan ini, adanya laporan dari warga yang mendapatkan ancaman dari anak angkat anggota Gafatar, jika melakukan sholat atau beribadah di Masjid pada 24 Desember 2015 lalu, yang akhirnya berurusan dengan polisi.
Lantaran dipicu peristiwa itulah, jelas Jawani, akhirnya pihak ketua RT memberikan laporan terkait Gafatar di Singkawang dengan segera mungkin instansi terkait termasuk Kementerian Agama kota Singkawang bersama pihak kepolisian dan MUI Kota Singkawang melakukan pembahasan terkait masalah itu.
"Kami melakukan koordinasi agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan dan berusaha menyadarkan mereka. Kalau mereka mengaku salah, maka kita bina ternyata mereka siap untuk melakukan pertobatan, apalagi mereka sudah setahun lebih berada di kota Singkawang," tuturnya.
Pembinaan bagi para eks Gafatar untuk kembali kepada ajaran Islam sesungguhnya, kata Jawani, jangan sampai ada aksi anarkis lantaran mereka sudah kembali kepada Islam yang sesungguhnya.
"Setiap malam Jumat mereka nantinya dikumpulkan di masjid dan sebelumnya dilakukan sholat Maghrib dan Isya berjamaah, diberi pengajian dan pembinaan keagamaan baik dari Kementerian Agama dan MUI Kota Singkawang secara rutin," tuturnya.
Dia mengimbau, agar masyarakat Singkawang tetap kondusif dan terutama bagi generasi muda apabila ditawarkan organisasi baru tentulah jangan sembarangan masuk.
"Tanyakan masalah itu ke kami atau instansi terkait, apakah organisasi ini benar atau tidak, ini penting sekali agar jangan menjadi korban," katanya. ***4***
(KR-RDO)
Nurul H
(U.KR-RDO/B/N005/N005) 19-01-2016 19:46:57
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016
Pertemuan itu digelar, untuk mengetahui seperti apa organisasi Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) yang memang pada umumnya mendominasi di Kelurahan Sungai Bulan, Kecamatan Singkawang Utara.
"Jika memang ada ditemukan yang tidak lurus, maka akan kita luruskan," kata Kepala Kantor Kementerian Agama Singkawang, H Jawani.
Menurutnya, sebagai manusia yang beragama, maka melakukan ajaran agamanya dengan benar. Dalam artian, kalau beragama Islam, silahkan laksanakan ajaran agama sesuai Islam dengan benar.
Jika beragama Kristen, laksanakan sesuai dengan agama kristen dengan benar, jika Protestan laksanakan sesuai dengan agama protestan dengan benar, jika umat Hindu laksanakan agama Hindu dengan benar, jika Budha laksanakan agama Budha dengan benar, dan jika Konghucu laksanakan Konghucu dengan benar.
Jawani menambahkan, timbulnya permasalahan ini, adanya laporan dari warga yang mendapatkan ancaman dari anak angkat anggota Gafatar, jika melakukan sholat atau beribadah di Masjid pada 24 Desember 2015 lalu, yang akhirnya berurusan dengan polisi.
Lantaran dipicu peristiwa itulah, jelas Jawani, akhirnya pihak ketua RT memberikan laporan terkait Gafatar di Singkawang dengan segera mungkin instansi terkait termasuk Kementerian Agama kota Singkawang bersama pihak kepolisian dan MUI Kota Singkawang melakukan pembahasan terkait masalah itu.
"Kami melakukan koordinasi agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan dan berusaha menyadarkan mereka. Kalau mereka mengaku salah, maka kita bina ternyata mereka siap untuk melakukan pertobatan, apalagi mereka sudah setahun lebih berada di kota Singkawang," tuturnya.
Pembinaan bagi para eks Gafatar untuk kembali kepada ajaran Islam sesungguhnya, kata Jawani, jangan sampai ada aksi anarkis lantaran mereka sudah kembali kepada Islam yang sesungguhnya.
"Setiap malam Jumat mereka nantinya dikumpulkan di masjid dan sebelumnya dilakukan sholat Maghrib dan Isya berjamaah, diberi pengajian dan pembinaan keagamaan baik dari Kementerian Agama dan MUI Kota Singkawang secara rutin," tuturnya.
Dia mengimbau, agar masyarakat Singkawang tetap kondusif dan terutama bagi generasi muda apabila ditawarkan organisasi baru tentulah jangan sembarangan masuk.
"Tanyakan masalah itu ke kami atau instansi terkait, apakah organisasi ini benar atau tidak, ini penting sekali agar jangan menjadi korban," katanya. ***4***
(KR-RDO)
Nurul H
(U.KR-RDO/B/N005/N005) 19-01-2016 19:46:57
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016