Nanga Pinoh (Antara Kalbar) - Pemkab Melawi hingga Senin (25/1) sudah berhasil mengevakuasi 951 eks Gafatar yang berada di dalam kota Nanga Pinoh dan Camp Ella Hilir.
Hingga kini, masih tersisa 18 orang yang berada di lokasi camp karena alasan masih menunggu barang dan aset warga eks Gafatar.
Sekda Melawi Ivo Titus Mulyono ditemui di lokasi penampungan sementara warga eks Gafatar di Pendopo Bupati memaparkan proses pemulangan para pendatang ini memang dilakukan secara bertahap karena keterbatasan sarana pengangkutan.
"Hingga kemarin Minggu sudah 849, belum termasuk hari ini. Jadi hampir seribuan warga eks Gafatar yang ada di Melawi," terangnya.
Pemkab, terang Ivo tak hanya menggunakan bus eksekutif untuk membawa warga eks Gafatar tersebut ke pengungsian di Bakengdam di Kubu Raya. Dua warga yang kebetulan sedang hamil dikirim dengan menggunakan ambulan.
"Kita antisipasi bila terjadi apa-apa. Jadi kita siapkan ambulan untuk membawa mereka ke Pontianak," ujarnya.
Sementara itu, untuk mengangkut barang-barang milik eks Gafatar di Camp Ella Hilir, Ivo mengungkapkan, dirinya sudah menginstruksikan staf pegawai di seluruh SKPD untuk membantu mengangkat barang disana.
"Karena sudah tidak ada tenaga di sana (camp), sementara barang itu masih banyak. Jalan ke camp kan susah, harus pakai jonder. Nanti dari jonder harus menyeberang sungai. Dan itu tidak bisa lewat, jadi harus dipikul dan dinaikkan lagi ke jonder di pinggir jalan. Baru nanti di pinggir jalan Ella dinaikkan ke truk. Jadi harus estafet," terangnya.
Untuk aset seperti motor dan beberapa barang pribadi warga eks Gafatar sebagian besar sudah dikemas sendiri oleh warga tersebut. Beberapa diantaranya bahkan sudah dijual. Sementara, untuk aset seperti rumah dan perkebunan milik eks Gafatar, Pemkab nantinya akan memasang tanda untuk tidak dirusak oleh masyarakat.
"Nanti juga rencana polisi akan dipolice line. Jadi ini akan dalam pengawasan Pemda," katanya.
Pemda sendiri, lanjut Ivo, tak bisa memanfaatkan areal kebun dan camp eks Gafatar mengingat lahan yang mereka garap masuk dalam kawasan hutan atau kawasan PT Inhutani.
"Dulu tidak tahu, mengapa bisa dijualbelikan. Harus ini kawasan hutan, hanya mungkin jual belinya di bawah tangan," katanya.
Senin kemarin, Pemda kembali mengirimkan 102 warga eks Gafatar menggunakan empat buah bus eksekutif yang berangkat langsung dari pendopo bupati.
"Kemarin setelah 9 bus yang kita kirim sebanyak 345 jiwa, pada pukul 13.00 WIB, kita memberangkatkan lagi 1 unit bus berisi 45 jiwa pada pukul 15.00 WIB jadi total keberangkatan kemarin 10 bus. Kemudian untuk hari ini 102 jiwa yang dikirim ke Pontianak menggunakan 4 buah bus. Jadi yang dipengungsian ini sudah terkirim semua. Tinggal menunggu yang di lokasi kurang lebih sebanyak 18 jiwa," Kata Kepala BPMPD - Kesbangpol Melawi, Junaidi.
Jumlah jiwa eks Gafatar tersebut juga bertambah ketika dilakukan keberangkatan, sebab masih juga ditemukan keberadaannya di dalam kota. Sehingga ketika mengetahui teman-temannya dipulangkan, mereka melapor mendatakan diri untuk ikut dipulangkan.
"Kemarin sore masih ada sekitar 6 jiwa di Desa Tanjung Lay kita angkut, kemudian hari ini juga betambah lagi. Makanya jumlah yang dikirim mencapai 102 jiwa. Sebelumnya sisa yang ada dipengungsian tidak sampai segitu," ungkapnya.
Di lokasi yang berada di Kecamatan Ella Hilir sendiri masih tersisa kurang lebih 18 orang yang belum dievakuasi. Dengan alasan mereka masih mengurus atau menjual harta eks Gafatar yang masih ada di sana.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016
Hingga kini, masih tersisa 18 orang yang berada di lokasi camp karena alasan masih menunggu barang dan aset warga eks Gafatar.
Sekda Melawi Ivo Titus Mulyono ditemui di lokasi penampungan sementara warga eks Gafatar di Pendopo Bupati memaparkan proses pemulangan para pendatang ini memang dilakukan secara bertahap karena keterbatasan sarana pengangkutan.
"Hingga kemarin Minggu sudah 849, belum termasuk hari ini. Jadi hampir seribuan warga eks Gafatar yang ada di Melawi," terangnya.
Pemkab, terang Ivo tak hanya menggunakan bus eksekutif untuk membawa warga eks Gafatar tersebut ke pengungsian di Bakengdam di Kubu Raya. Dua warga yang kebetulan sedang hamil dikirim dengan menggunakan ambulan.
"Kita antisipasi bila terjadi apa-apa. Jadi kita siapkan ambulan untuk membawa mereka ke Pontianak," ujarnya.
Sementara itu, untuk mengangkut barang-barang milik eks Gafatar di Camp Ella Hilir, Ivo mengungkapkan, dirinya sudah menginstruksikan staf pegawai di seluruh SKPD untuk membantu mengangkat barang disana.
"Karena sudah tidak ada tenaga di sana (camp), sementara barang itu masih banyak. Jalan ke camp kan susah, harus pakai jonder. Nanti dari jonder harus menyeberang sungai. Dan itu tidak bisa lewat, jadi harus dipikul dan dinaikkan lagi ke jonder di pinggir jalan. Baru nanti di pinggir jalan Ella dinaikkan ke truk. Jadi harus estafet," terangnya.
Untuk aset seperti motor dan beberapa barang pribadi warga eks Gafatar sebagian besar sudah dikemas sendiri oleh warga tersebut. Beberapa diantaranya bahkan sudah dijual. Sementara, untuk aset seperti rumah dan perkebunan milik eks Gafatar, Pemkab nantinya akan memasang tanda untuk tidak dirusak oleh masyarakat.
"Nanti juga rencana polisi akan dipolice line. Jadi ini akan dalam pengawasan Pemda," katanya.
Pemda sendiri, lanjut Ivo, tak bisa memanfaatkan areal kebun dan camp eks Gafatar mengingat lahan yang mereka garap masuk dalam kawasan hutan atau kawasan PT Inhutani.
"Dulu tidak tahu, mengapa bisa dijualbelikan. Harus ini kawasan hutan, hanya mungkin jual belinya di bawah tangan," katanya.
Senin kemarin, Pemda kembali mengirimkan 102 warga eks Gafatar menggunakan empat buah bus eksekutif yang berangkat langsung dari pendopo bupati.
"Kemarin setelah 9 bus yang kita kirim sebanyak 345 jiwa, pada pukul 13.00 WIB, kita memberangkatkan lagi 1 unit bus berisi 45 jiwa pada pukul 15.00 WIB jadi total keberangkatan kemarin 10 bus. Kemudian untuk hari ini 102 jiwa yang dikirim ke Pontianak menggunakan 4 buah bus. Jadi yang dipengungsian ini sudah terkirim semua. Tinggal menunggu yang di lokasi kurang lebih sebanyak 18 jiwa," Kata Kepala BPMPD - Kesbangpol Melawi, Junaidi.
Jumlah jiwa eks Gafatar tersebut juga bertambah ketika dilakukan keberangkatan, sebab masih juga ditemukan keberadaannya di dalam kota. Sehingga ketika mengetahui teman-temannya dipulangkan, mereka melapor mendatakan diri untuk ikut dipulangkan.
"Kemarin sore masih ada sekitar 6 jiwa di Desa Tanjung Lay kita angkut, kemudian hari ini juga betambah lagi. Makanya jumlah yang dikirim mencapai 102 jiwa. Sebelumnya sisa yang ada dipengungsian tidak sampai segitu," ungkapnya.
Di lokasi yang berada di Kecamatan Ella Hilir sendiri masih tersisa kurang lebih 18 orang yang belum dievakuasi. Dengan alasan mereka masih mengurus atau menjual harta eks Gafatar yang masih ada di sana.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016