Singkawang (Antara Kalbar) - Wakil Ketua Panitia Imlek dan Cap Go Meh Singkawang, Kalimantan Barat, Bong Wui Khong mengatakan, sampai hari ini sudah ada 454 tatung yang mendaftar untuk mengikuti pelaksanaan Cap Go Meh di kota itu pada tahun ini.

"Sampai hari ini, kita sudah menerima sebanyak 454 tatung yang sudah mendaftar. Untuk penutupan pendaftaran Tatung tanggal 6 Februari," katanya di Singkawang, Jumat.

Menurutnya, tatung atau dukun yang kerasukan roh halus yang sudah terdaftar itu tidak semua berasal dari Singkawang. Melainkan juga ada yang dari Bengkayang, seperti Sungai Raya dan Samalantan.

Panitia, katanya, akan memberikan santunan sebesar Rp1 juta, kepada tatung yang sudah terdaftar di Kementerian Agama. "Sedangkan yang dari luar Singkawang tidak mendapatkan santunan dari panitia," ujarnya.

Kemudian, diantara peserta, ada 100 tatung yang kita lombakan. "Siapa yang paling tertib, yang paling rapi, yang paling baik akan kita kasih bonus sebesar Rp1 juta untuk 100 tatung," jelasnya.

Selain itu, berdasarkan SK Wali Kota Singkawang, Awang Ishak, bahwa hanya ada satu altar yang resmi, yakni di Jl Kepol Mahmud (perempatan patung naga).

Disamping itu, mengenai dengan rute pawai tatung, akan ada sedikit perubahan. Lantaran, Panggung Kehormatan yang sebelumnya akan dibangun di Jalan Budi Utomo, tetapi sesuai kesepakatan dari Rakor lintas sektoral, akan dibangun di Jalan Setia Budi.

Jadi, katanya, untuk rute tatung sesuai kesepakatan bersama pada hari ini, akan dimulai dari Jalan Kalimantan (start), menuju ke Jalan Setia Budi (Panggung Kehormatan), menuju ke Jalan Bawal, Jalan Niaga, dan finis di perempatan tugu naga (Altar).

"Alasan dipilihnya Jalan Kalimantan untuk garis start, supaya tidak banyak menutup akses jalan yang lain dan memudahkan pengamanan. Sedangkan untuk pintu masuknya hanya ada satu titik, yaitu di Roban," jelasnya.

Dia juga selalu mengingatkan, bagi peserta yang sudah terdaftar pada pawai tatung nanti, dilarang untuk menampilkan simbol-simbol agama lain. Begitu juga dengan tatung yang akan menampilkan sadisme tidak diperbolehkan.

"Kalaupun mau menampilkan yang sadisme, silahkan tampilkan di tempat ibadah. Tapi, jika pawai sudah berjalan, peserta tidak boleh lagi mengkonsumsi hewan di depan umum," katanya berpesan.

Dalam hal ini juga, termasuk dengan penampilan tatung yang melibatkan anak-anak kecil. "Suruh belajar dulu. Jangan disuruh jadi tatung," katanya.

Terkait dengan larangan ini, dia meminta kerjasama dari para peserta untuk mengikuti aturan yang sudah dibuat panitia. 

(KR-RDO/N005)

Pewarta: Rudi dan Rendra Oxtora

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016