Pontianak  (Antara Kalbar) - PT Agrolestari Mandiri anak perusahaan perkebunan Sinarmas, membentuk desa siaga api dalam mencegah kebakaran hutan dan lahan, baik di kawasan kebun dan di desa-desa sekitar kebun di Kabupaten Ketapang, Provinsi Kalimantan Barat.

CEO Perkebunan Sinarmas Kalbar, Susanto saat dihubungi di Ketapang, Sabtu, mengatakan, selama ini ketika terjadi kebakaran hutan, lahan dan kebun, semua pihak langsung mengarah kepada perusahaan khususnya perkebunan kelapa sawit sebagai pelakunya, padahal menurutnya, hal tersebut tidak benar.

Namun demikian, saat ini yang paling penting adalah bukan mencari siapa yang salah dan siapa yang benar tetapi marilah semua pihak secara bersama-sama memikirkan dan bertindak bagaimana caranya agar kebakaran hutan dan lahan tidak kembali terjadi. "Yang lebih penting lagi sekarang adalah menyusun aksi untuk mencegah agar tidak lagi terjadi kebakaran hutan dan lahan khususnya di Ketapang," tegas Susanto.

Untuk mengatasi permasalahan ini, tidak bisa hanya diserahkan kepada pemerintah, namun peran serta semua pihak, termasuk pihak perusahaan dan masyarakat sangat dibutuhkan. Oleh karena itu, pihaknya melakukan pertemuan dengan Muspida Ketapang guna memaparkan program Desa Siaga Api di Pendopo Bupati Ketapang untuk mendapatkan dukungan dan masukan dari pemerintah Kabupaten Ketapang pada Jumat (12/2) pagi.

Susanto mengatakan, terjadinya kebakaran hutan dan lahan secara meluas disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satunya masih lemahnya kesadaran masyarakat untuk mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan serta terlambatnya melakukan pencegahan dan pemadaman sehingga kebakaran telah menjadi besar maka makin sulit dikendalikan. Salah satu cara mencegah dan mendeteksi dini kebakaran hutan dan lahan adalah dengan cara membina dan mengajak masyarakat terlibat secara aktif dengan membentuk desa siaga api.

Menurutnya, masyarakat adalah ujung tombak untuk mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan. Oleh karena itu, membentuk program pencegahan kebakaran hutan dan lahan dengan merangkul masyarakat adalah hal yang paling penting, program desa siaga api adalah salah satu langkah yang tepat.

"Desa siaga api merupakan salah program pemberdayaan masyarakat secara aktif dan partisipatif untuk mencegah Karhutla," jelasnya.

Sebagai langkah awal, program desa siaga api ini akan diterapkan di PT Agrolestasi Mandiri (ALMN) di Kecamatan Nanga Tayap. Ada delapan desa yang berada di sekitar kebun yang akan dibentuk desa siaga api, masing-masing desa akan direkrut 15 orang yang akan menjadi relawan yang akan dilatih dan dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang memadai untuk mencegah dan mendeteksi bahkan melakukan pemadaman jika ada Karhutla.

"Jika program ini berhasil, maka ini akan menjadi bentuk dukungan kami terhadap pemerintah untuk menanggulangi kebakaran hutan dan lahan yang nantinya diharapkan bisa diikuti oleh perusahaan lain. Namun kunci keberhasilannya perlu adanya komitmen bersama masyarakat, untuk mencapai itu harus melakukan sosialisasi, memberikan penjelasan dan mengajak sampai masyarakat sadar dan mau," ujarnya.

Jika masyarakat tidak mau, maka program ini tidak akan berjalan dengan baik. Ia menegaskan, program ini harus terbentuk sebelum musim kemarau datang. Ada lima poin yang menjadi penekanan pada program desa siaga api ini, diantaranya, peningkatan kesadaran siaga api, untuk hal ini, perlu dilakukan sosialisasi dan pendekatan kepada masyarakat agar masyarakat bisa sadar kalau dampak dari kebakaran hutan dan lahan itu sangat besar.

Kemudian pemberdayaan masyarakat, di masing-masing desa akan direkrut 15 orang untuk bergabung, kemudian mereka akan mendapatkan pelatihan dan pembekalan dari TNI dan Manggala Agni. Selain itu, pihak perusahaan juga menyiapkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk mencegah dan menanggulangi jika kebakaran terjadi.

"Di masing-masing kebun dan anggota siaga api akan kita bagikan sarana dan prasarana pendukung tersebut," katanya.

Kemudian mempersiapkan metode dan tim untuk memberikan penyuluhan langsung kepada masyarakat, tujuannya untuk mengajakmereka secara langsung agar tidak membakar hutan dan lahan untuk membuka ladang atau bertani . Selain itu juga menawarkan solusi terkait penyediaan pupuk dengan memanfaatkan limbah sawit yang bisa membantu peningkatan kesuburan tanah.

"Bahkan kami menawarkan alat berat jika memang itu dibutuhkan untuk bertani oleh masyarakat dalam rangka memenuhi kebutuhan pangannya atau food security," kata CEO Perkebunan Sinarmas Kalbar itu.

Poin selanjutnya adalah pemantauan hot spot dalam melakukan deteksi dini dengan memanfaatkan teknologi satelit serta penyampaian informasi secara cepat ke lapangan baik melalui email, sms, telepon maupun cara-cara lainnya.

Di samping itu, masyarakat perlu diajak untuk melakukan parcipitory mapping untuk memetakan batas-batas desa serta rencana penggunaan lahan dari masing-masing desa sehingga bisa menghasilkan satu peta yang disepakati bersama area mana yang akan menjadi wilayah pemukiman, pengembangan kebun sawit, area keramat, lahan untuk ladang, hutan simpanan serta area HCV dan lainnya.

Dengan tersedianya peta ini di setiap desa maka akan lebih mudah untuk mengetahui lokasi mana saja yang kemungkinan besar akan digunakan oleh masyarakat untuk melakukan pembukaan lahan untuk berladang dan sebagainya sehingga bisa dijaga bersama dan bilamana ada titik api akan lebih mudah dideteksi.

"Bilamana terdeteksi ada titik api, jika memang tidak bisa dijangkau dengan jalan darat, maka kita sudah siapkan pesawat drone untuk memantau lokasi tersebut sehingga dilakukan tindakan pemadaman," lanjutnya.

Poin terakhir dari program desa siaga api ini adalah memberikan penghargaan desa siaga api. Jika ada desa yang dapat menjaga desanya dari kebakaran hutan dan lahan artinya sepanjang tahun 2016 tidak ada sama sekali terjadi kebakaran maka perusahaan akan memberikan penghargaan kepada desa tersebut.

Diantaranya dalam bentuk pembangunan infrastruktur yang bermanfaat bagi masyarakat. "Jika di delapan desa tidak ada api, maka delapan desa yang ada di sekitar kebun itu akan kita berikan penghargaan," tegasnya.

Sementara itu, Penjabat Bupati Ketapang, Kartius menyambut baik dan memberikan apresiasi kepada PT ALMN (Sinarmas Grup) yang telah menjadi pelopor pembentukan desa siaga api. Bahkan, Kartius meminta perusahaan lain harus mengikuti langkah tersebut untuk mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan.

"Saya menyambut baik dan menaruh apresiasi yang sangat tinggi kepada perusahaaan yang telah berkomitmen mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan. Ini harus jadi pelopor dan perusahaan lain juga harus ikut," kata Kartius.

Dengan adanya program ini, kebakaran hutan dan lahan dapat dicegah dan dideteksi sejak dini. "Tahun ini lebih sigap dipencegahan, dan jangan sampai tahun ini ada kebakaran hutan dan lahan lagi. Untuk itu diperlukan kerja sama dari tiga komponen, pemerintah, perusahaan dan masyarakat, dan itulah solusinya," tegasnya.







Pewarta: Andilala

Editor : Andilala


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016