Pontianak (Antara Kalbar) - Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Pontianak akan menyiapkan sekitar 100 lebih kacamata khusus bagi masyarakat atau wisatawan yang akan menyaksikan gerhana matahari total, 9 Maret 2016 di kawasan Kota Pontianak.
"Warga yang akan menyaksikan secara langsung gerhana matahari total nantinya di Kantor Lapan Pontianak, akan kami siapkan kacamata khusus, dengan maksud agar tidak merusak kornea mata," kata Kepala Lapan Pontianak, Muzirwan di Pontianak, Senin.
Ia menjelaskan, pihaknya akan bekerja sama dengan Pemerintah Kota Pontianak dalam melakukan sosialisasi kepada sekolah-sekolah terkait terjadinya gerhana matahari total, 9 Maret mendatang.
"Penyedian kacamata tersebut, hanya untuk kesehatan dan menangkal tingginya radiasi dari gerhana matahari total tersebut, dan memang tidak seseram yang orang bilang, yakni bagi yang menyaksikan gerhana matahari total bisa menyebabkan kebutaan," ungkapnya.
Muzirwan menambahkan, khusus di Kota Pontianak akan dilewati oleh gerhana matahari sedang, dengan sekitar 92,96 persen, tetapi pihak Lapan akan melakukan penelitian terkait kejadian gerhana matahari sedang tersebut.
"Kemungkinan besar gerhana matahari total bisa dilihat di Ketapang, karena di Palangkaraya akan terjadi gerhana matahari total," ujarnya.
Beberapa daerah di Indonesia pada 9 Maret 2016 akan dilalui gerhana matahari total sehingga diharapkan akan banyak wisatawan mancanegara dan lokal untuk menikmati keindahan alam yang baru akan terjadi lagi dalam 250 tahun mendatang.
Fenomena alam eksotis gerhana matahari total (GMT) akan melewati daerah, yaitu Palembang (dengan lama 1 menit 52 detik), Belitung (2 menit 10 detik), Balikpapan (1 menit 9 detik), Luwuk (2 menit 50 detik), Sampit (2 menit 8 detik), Palu (2 menit 4 detik), Ternate (2 menit 39 detik), Bangka (2 menit 8 detik), Palangkaraya (2 menit 29 detik), Poso (2 menit 40 detik), serta Halmahera (1 menit 36 detik).
Gerhana matahari sebagian juga bisa dinikmati di Padang (95,43 persen), Bandung (88,76 persen), Denpasar (76,53 persen), Kupang (65,49 persen), Surabaya (83,08 persen), Banjarmasin (98 persen), Manado (96,66 persen), Jakarta (88,76 persen), Pontianak (92,96 persen), Makassar (88,54 persen), serta Ambon (86,90 persen).
Fenomena alam yang pernah terjadi dan melewati Indonesia terjadi pada 30 tahun lalu, yaitu pada 11 Juni 1983 dan baru akan terjadi lagi dalam 250 tahun yang akan datang.
(U.A057/J003)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016
"Warga yang akan menyaksikan secara langsung gerhana matahari total nantinya di Kantor Lapan Pontianak, akan kami siapkan kacamata khusus, dengan maksud agar tidak merusak kornea mata," kata Kepala Lapan Pontianak, Muzirwan di Pontianak, Senin.
Ia menjelaskan, pihaknya akan bekerja sama dengan Pemerintah Kota Pontianak dalam melakukan sosialisasi kepada sekolah-sekolah terkait terjadinya gerhana matahari total, 9 Maret mendatang.
"Penyedian kacamata tersebut, hanya untuk kesehatan dan menangkal tingginya radiasi dari gerhana matahari total tersebut, dan memang tidak seseram yang orang bilang, yakni bagi yang menyaksikan gerhana matahari total bisa menyebabkan kebutaan," ungkapnya.
Muzirwan menambahkan, khusus di Kota Pontianak akan dilewati oleh gerhana matahari sedang, dengan sekitar 92,96 persen, tetapi pihak Lapan akan melakukan penelitian terkait kejadian gerhana matahari sedang tersebut.
"Kemungkinan besar gerhana matahari total bisa dilihat di Ketapang, karena di Palangkaraya akan terjadi gerhana matahari total," ujarnya.
Beberapa daerah di Indonesia pada 9 Maret 2016 akan dilalui gerhana matahari total sehingga diharapkan akan banyak wisatawan mancanegara dan lokal untuk menikmati keindahan alam yang baru akan terjadi lagi dalam 250 tahun mendatang.
Fenomena alam eksotis gerhana matahari total (GMT) akan melewati daerah, yaitu Palembang (dengan lama 1 menit 52 detik), Belitung (2 menit 10 detik), Balikpapan (1 menit 9 detik), Luwuk (2 menit 50 detik), Sampit (2 menit 8 detik), Palu (2 menit 4 detik), Ternate (2 menit 39 detik), Bangka (2 menit 8 detik), Palangkaraya (2 menit 29 detik), Poso (2 menit 40 detik), serta Halmahera (1 menit 36 detik).
Gerhana matahari sebagian juga bisa dinikmati di Padang (95,43 persen), Bandung (88,76 persen), Denpasar (76,53 persen), Kupang (65,49 persen), Surabaya (83,08 persen), Banjarmasin (98 persen), Manado (96,66 persen), Jakarta (88,76 persen), Pontianak (92,96 persen), Makassar (88,54 persen), serta Ambon (86,90 persen).
Fenomena alam yang pernah terjadi dan melewati Indonesia terjadi pada 30 tahun lalu, yaitu pada 11 Juni 1983 dan baru akan terjadi lagi dalam 250 tahun yang akan datang.
(U.A057/J003)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016