Pontianak (Antara Kalbar) - Sekretaris Daerah Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat, M Zeet Hamdy Assovie mengajak komponen masyarakat merapatkan barisan guna mencegah maraknya peredaran narkoba melalui perbatasan negara, khususnya pada saat Masyarakat Ekonomi ASEAN saat ini.

"Sebagai daerah perbatasan langsung dengan negara lain, maka jalur udara, darat, dan laut dapat saja masuk masuk ke Kalbar. Dengan demikian Kalbar merupakan daerah jalur rawan akan perdagangan dan penyelundupan narkoba," kata M Zeet saat membuka seminar pemerintah membangun jejaring pembangunan berwawasan anti-Narkoba di Provinsi Kalbar, Kamis.

Memasuki era Masyarakat Ekonomi ASEAN saat ini, lanjutnya, tidak hanya terjadi pergerakan yang cukup besar untuk barang, namun juga orang.

"Jika tidak diantisipasi sedini mungkin dan dilakukan pencegahan dini, tidak menutup kemungkinan, narkoba juga bisa dengan bebas masuk ke Indonesia melalui Kalbar," katanya mengingatkan.

Oleh karena itu, lanjutnya, perlu ditingkatkan sinergitas antar instansi, perluasan jaringan kerja guna mengantisipasi masuknya narkoba dari negara luar ke Indonesia khususnya ke Provinsi Kalbar.

Untuk itu, dirinya mengajak kepada semua pihak ikut menyukseskan Gerakan nasional penanganan ancaman Narkoba dalam rangka mewujudkan Indonesia Emas.

"Gerakan ini dapat ditingkatkan lagi aktivitasnya dengan melibatkan seluruh pihak terkait yang ada di Kalbar," katanya.

Untuk mencegah peredaran Narkoba di tengah masyarakat, lanjutnya, diperlukan kepedulian dari seluruh komponen yang ada di masyarakat agar bergandengan tangan untuk mencegah dan memberantas narkoba, untuk mampu berperan sentral, untuk bersama melakukan pencegahan dan pemberantasan peredaran narkoba, karena bagaimanapun pencegahan, pemberantasan peredaran Narkoba, adalah merupakan tanggung semua.

M Zeet Assovie mengatakan Narkoba merupakan isu yang kritis dan rumit yang tidak bisa diselesaikan hanya satu pihak saja, karena Narkoba bukan hanya masalah individu namun masalah semua orang. Upaya pemberantasan Narkoba sudah sering dilakukan namun tetap ada saja celah bagi pelaku Narkoba untuk tetap bergerak bebas.

Dia menambahkan data yang diterima bahwa tren penyalahgunaan Narkoba di Kalbar untuk tahun 2014 cukup banyak yaitu 69,163 orang, dengan rincian coba pakai 36,999 orang, teratur pakai 17.334 orang, pecandu non-suntik 13,320 orang, pecandu suntik 1.510 orang.

"Melihat tingginya angka tersebut, tentulah harus kita carikan solusinya secara cepat dan bersama-sama, jangan sampai angka tersebut menjadi meningkat secara pesat. Jika jumlah prevalensi penyalahgunaan narkoba terjadi peningkatan akan mengakibatkan Kalbar sasaran utama peredaran narkoba," kata M Zeet. 

(KR-RDO/N005)

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016