Ketapang  (Antara Kalbar) – Hasil panen di lahan binaan PT Pupuk Indonesia di Desa Sukamaju, Kecamatan Muara Pawan Ketapang, Senin, menunjukkan hasil yang menggembirakan. Panen kali ini mencapai 5 - 7 ton gabah kering panen (GKP) per hektare.
    General Manajer Pupuk Indonesia (PI) Wilayah Ketapang Budiono mengatakan, hasil panen ini sudah meningkat 100 persen lebih dibanding panen pertama. Menurut dia, dari hasil GKP itu jika dijadikan gabah kering giling (GKG) hasilnya mencapai 3,5 hingga 4 ton perhektare.
    GKP adalah padi saat dipanen belum dikeringkan sedangkan GKG adalah padi yang sudah dijemur dan kadar airnya berkurang. Ia mengungkapkan musim penen pertama rata-rata pihaknya hanya menghasilkan 1 ton GKG perhektar.
    Pada panen saat rata-rata menghasilkan 3,5 ton perhektar. Pihaknya ingin hasil panen beriringan tingkat komersil sehingga tentu harus ada kesesuain lahan sama varitas dan penggunaan sumber daya yang ada sebagai pendukung.
    Lebih lanjut ia mengatakan, Pupuk Indonesia ini adalah proses riset dan pihaknya ingin terus meningkatkan hasil padi yang berkualitas. "Memang ujung-ujungnya adalah capaian produktifitas untuk mencapai nilai komersil," ucapnya.
    Dikatakanya, pada proses pertanian PI harus benar-benar ada perhitungannya. Di antaranya cara pemupukan, jarak dan waktu tanam harus pas. "Jika waktu tanam saja meleset seperti saat kemarau maka biaya akan semakin besar karena petani banyak membutuhkan air," jelasnya.
    Ia menegaskan hal tersebut karena memang hasil produktifitas harus bisa diperhitungkan dengan biaya yang dikeluarkan. Jika pihaknya menggunakan lahan masyarakat maka semua pihak harus sama-sama mendapatkan keuntungan dari pertanian ini.
    "Karena jika ada capaian komersil maka kedepan ada potensi untuk dikembangkan menjadi besar. Tapi kalau komersilnya tak tercapai tentu perusahaan tak akan mengembangkannya," ungkapnya.
    Sementara itu warga Desa Sukamaju, Roni (28) mengatakan kendala lahan di Desa Sukamaju belum memiliki saluran irigasi yang baik. Sedangkan lahannya termasuk dataran rendah yang rawan terjadi genangan air. Ketika terjadi genangan air sulit membuangnya karena saluran irigasi belum siap.

Pewarta: John

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016