Pontianak (Antara Kalbar) - Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Kalimantan Barat, P Girsang mengatakan provinsi ini akan menjadi penerus kejayaan perkebunan sawit setelah Sumatera.
"Di Kalbar, sawit ini sangat berpotensi kedepan, dan provinsi ini akan menjadi lahan dunia industri sawit. Kalau dulunya pulau Sumatera adalah surganya perkebunan sawit, kemungkinan besar kedepan, Kalbar akan menjadi penerusnya," kata Girsang saat menghadiri kegiatan FGD di Rektorat Untan, Selasa.
Terkait hal itu, pihaknya bekerjasama dengan Universitas Tanjungpura Pontianak untuk mewujudkan investasi industri sawit di Kalbar secara berkelanjutan.
"Tinggal bagaimana kita memanfaatkan anugrah ini secara bijak, agar perkebunan sawit ini bisa dilakukan secara berkelanjutan dan memberikan manfaat besar bagi masyarakat dan dunia usaha serta perkembangan pembangunan Kalbar," tuturnya.
Dia memaparkan, sampai saat ini, luas lahan sawit di Kalbar mencapai 1.312.517 Ha (64 persen dari total lahan yang ada) dari total area perkebunan di Kalbar seluas 2.050.152 Ha, dengan total produksi CPO tahun 2014 mencapai 1.174.499 ton.
"Semakin membaiknya iklim investasi di daerah ini, dapat dilihat dari minat untuk mengembangkan industri kelapa sawit yang cenderung meningkat. Namun, tidak bisa dipungkiri, kita dihadapkan tantangan dan hambatan dalam pengembangan komoditi ini, dimana saat ini kampanye anti sawit baik dari pihak luar negeri maupun dari dalam negeri cukup deras menghantam kita," katanya.
Girsang menambahkan, dengan kerja sama antara GAPKI dan Untan melalui kegiatan penelitian, pelatihan, magang dan yang lainnya dapat menyusun formulasi yang lebih baik lagi kedepannya.
"Diharapkan dengan kerja sama ini, dapat menyusun formulasi yang lebih sistimatis melalui sinergi lintas fungsi dalam mengantisipasi potensi kebakaran hutan dan lahan pada tahun 2016," katanya.
Asisten II Setda Kalbar Lensus Kandri mengatakan, perkembangan perkebunan sawit di Kalbar saat ini memang cukup pesat dan tidak dipungkiri keberadaannya memberikan dampak besar bagi kesejahteraan hidup masyarakat.
"Hanya saja, memang masih ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh para pengusaha sawit, khususnya bagaimana bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat scara berkelanjutan agar tidak trejadi bentrok di lapangan. Makanya, kita sangat menyambut baik adanya FGD ini, apa lagi melibatkan Untan dalam pengelolaan perekebunan sawit, tentu ini akan melahirkan rumusan-rumusan baru yang lebih baik untuk semua pihak," katanya.
(U.KR-RDO/T011)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016
"Di Kalbar, sawit ini sangat berpotensi kedepan, dan provinsi ini akan menjadi lahan dunia industri sawit. Kalau dulunya pulau Sumatera adalah surganya perkebunan sawit, kemungkinan besar kedepan, Kalbar akan menjadi penerusnya," kata Girsang saat menghadiri kegiatan FGD di Rektorat Untan, Selasa.
Terkait hal itu, pihaknya bekerjasama dengan Universitas Tanjungpura Pontianak untuk mewujudkan investasi industri sawit di Kalbar secara berkelanjutan.
"Tinggal bagaimana kita memanfaatkan anugrah ini secara bijak, agar perkebunan sawit ini bisa dilakukan secara berkelanjutan dan memberikan manfaat besar bagi masyarakat dan dunia usaha serta perkembangan pembangunan Kalbar," tuturnya.
Dia memaparkan, sampai saat ini, luas lahan sawit di Kalbar mencapai 1.312.517 Ha (64 persen dari total lahan yang ada) dari total area perkebunan di Kalbar seluas 2.050.152 Ha, dengan total produksi CPO tahun 2014 mencapai 1.174.499 ton.
"Semakin membaiknya iklim investasi di daerah ini, dapat dilihat dari minat untuk mengembangkan industri kelapa sawit yang cenderung meningkat. Namun, tidak bisa dipungkiri, kita dihadapkan tantangan dan hambatan dalam pengembangan komoditi ini, dimana saat ini kampanye anti sawit baik dari pihak luar negeri maupun dari dalam negeri cukup deras menghantam kita," katanya.
Girsang menambahkan, dengan kerja sama antara GAPKI dan Untan melalui kegiatan penelitian, pelatihan, magang dan yang lainnya dapat menyusun formulasi yang lebih baik lagi kedepannya.
"Diharapkan dengan kerja sama ini, dapat menyusun formulasi yang lebih sistimatis melalui sinergi lintas fungsi dalam mengantisipasi potensi kebakaran hutan dan lahan pada tahun 2016," katanya.
Asisten II Setda Kalbar Lensus Kandri mengatakan, perkembangan perkebunan sawit di Kalbar saat ini memang cukup pesat dan tidak dipungkiri keberadaannya memberikan dampak besar bagi kesejahteraan hidup masyarakat.
"Hanya saja, memang masih ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh para pengusaha sawit, khususnya bagaimana bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat scara berkelanjutan agar tidak trejadi bentrok di lapangan. Makanya, kita sangat menyambut baik adanya FGD ini, apa lagi melibatkan Untan dalam pengelolaan perekebunan sawit, tentu ini akan melahirkan rumusan-rumusan baru yang lebih baik untuk semua pihak," katanya.
(U.KR-RDO/T011)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016