Pontianak (Antara Kalbar) - Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Singkawang, Kalimantan Barat gencar melakukan pelatihan bagi anggotanya agar siap menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) tahun 2016.

"Saat ini kita gencar melakukan kegiatan-kegiatan networking keliling dan kemarin juga kita sudah mengadakan Diklatda, dan ikut acara Rakerda," kata Ketua BPC HIPMI Singkawang, Syarif Hadid Al Qadrie, Minggu.

Di Rakerda itu juga sudah menyusun program kegiatan kedepannya, untuk menyelaraskan antara BPC Hipmi yang ada di Kalbar dengan BPD, kemudian BPD menyambungkannya lagi ke BPP.

Sementara program BPP pun, katanya, sekarang ini juga sudah banyak yang berjalan. Contohnya, Jambore Nasional khusus Hipmi Perguruan Tinggi (PT).

"Sekarang inikan mahasiswa-mahasiswa sudah mulai melakukan usaha formula. Jadi, program-program kreatif mereka (mahasiswa,red) itu ditingkatkan lagi dengan bergabungnya mereka di Hipmi PT," jelasnya.

Dan Singkawang, katanya, rencananya juga akan mengikuti Jambore Nasional yang akan dilaksanakan pada bulan Mei 2016 sebanyak 4.000 peserta.

"Itu bukan hanya se-Indonesia, tetapi se-ASEAN, yang akan dilaksanakan di Cibubur," ungkapnya.

Kemungkinan, ujarnya, Singkawang juga akan mengirim beberapa orang khususnya mahasiswa yang masuk di Hipmi PT. Karena, khusus Kalbar mendapat jatah sebanyak 400 orang untuk mengikuti Jambore Nasional.

"Hal itu dikarenakan, mantan ketua umum BPP Hipmi, Raja Sapta Octohari yang sekarang ini menjadi dewan pembina di BPP Hipmi pusat, dikarenakan dia berasal dari Kalbar, maka Kalbar mendapat jatah sekitar 400 orang untuk mengikuti Jambore Nasional," ujarnya.

Untuk itulah, pihaknya akan mensandingkan kegiatan ini dengan pemerintah. Agar pemerintah harus peduli dengan program kegiatan BPP Hipmi yang melewati BPC-BPC Hipmi yang ada di masing-masing kota.

Di Hipmi sendiri, lanjutnya, pihaknya sudah melakukan terobosan seperti menjalin kerjsama bersama Kadin se-Indonesia. Contohnya, kata Amik, kemarin Singkawang mendapat kunjungan Kadin dari Bali.

Dari kunjungan itu, mereka (Kadin Bali) ingin mengadakan "Sister City" dengan Singkawang. Karena apa yang ada di Bali, kemungkinan bisa dijual di Singkawang dan begitu juga sebaliknya, apa yang ada di Singkawang bisa di jual di Bali.

Menurutnya, banyak sekali potensi yang dapat digali khususnya di Singkawang, salah satunya, Kadin Bali sempat menyinggung masalah Dupa Gaharu. Lantaran, di Singkawang inikan kebanyakan warga Tionghoa dan Dupa Gaharu itu juga banyak digunakan oleh etnis Tionghoa untuk melakukan ritual atau sembahyang kubur.

"Mereka berharap, dia bisa kirim dari Bali ataupun mereka yang akan mengirim tenaga yang punya potensi memberikan pelatihan kepada orang-orang Singkawang untuk membuat Dupa Gaharu itu untuk di pasarkan di Singkawang juga. Dan tidak menutup kemungkinan bisa di pasarkan ke luar Singkawang ataupun ke Luar Negeri," katanya.

***3***

(KR-RDO)



(U.KR-RDO/B/M019/M019) 03-04-2016 13:55:20

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016