Pontianak (Antara Kalbar) - Pemerintah Kota Singkawang menggelar rapat koordinasi (rakor) penanganan potensi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) pascakebakaran lahan yang telah membakar puluhan hektare lahan kosong yang berada di Singkawang Utara.
Rakor dipimpin Sekretaris Daerah Singkawang bersama TNI, Polri, Seksi Konservasi wilayah III dan organisasi masyarakat di Kantor BPBD Singkawang.
Sekretaris Daerah Singkawang, Syech Bandar, Kamis, meminta masyarakat yang punya lahan harus peduli untuk mengantisipasi agar jangan sampai terjadi kebakaran di lahannya masing-masing.
"Memasuki musim kemarau saat ini, saya minta masyarakat harus bersiap diri karena cuaca kering saat ini akan mempertinggi potensi terjadinya kebakaran hutan dan lahan," kata Bandar.
Bandar menyarankan, agar pemilik lahan dapat memasang papan imbauan di lahannya masing-masing guna mencegah kebakaran lahan.
Karena, selain merugikan masyarakat, kebakaran lahan juga akan memberikan dampak kepada aparat kepolisian di daerah.
"Jangan sampai kebakaran lahan yang terjadi komandan-komandan kita dicopot, karena ini sudah merupakan instruksi Presiden saat memimpin rapat Karhutla," tuturnya.
Menurut Bandar, ada dua wilayah yang sangat rawan terjadi Karhutla, yakni di Singkawang Utara dan Selatan. Hal itu dikarenakan masih banyaknya lahan kosong yang berada di wilayah ini.
Di tempat yang sama, Ketua Forum Masyarakat Anti Kebakaran Kelurahan Semelagi Kecil, Barkat berharap, jembatan di Sungai Pinang Semelagi Kecil (akses menuju wilayah perkebunan warga yang rawan terjadi Karhutla) dapat segera diperbaiki.
Hal itu ditegaskan dia, lantaran saat pihaknya akan melakukan pemadaman api akses jembatan untuk menuju ke lokasi kebakaran lahan sangat buruk.
"Akses menuju lokasi kebakaran sangat sulit ditembus. Karena banyak jembatan yang rusak, sehingga pemadam yang menggunakan mobil tidak bisa masuk ke lokasi," kata Barkat.
Barkat mengatakan, untuk menuju ke lokasi, terdapat empat jembatan yang cukup besar dan sembilan jembatan kecil yang harus dilalui.
"Apabila terjadi kebakaran lahan, maka mesin pemadam terpaksa kita angkut satu-satu pakai sepeda motor. Sehingga apinya sudah membesar baru mesinnya datang," katanya.
Disamping itu, Barkat juga berharap, lahan untuk pembangunan gudang alat pemadam yang disediakan oleh warga dapat segera dilaksanakan pembangunannya.
Jika gudang tersebut sudah ada, maka alat-alat pemadam portable milik Dinas Pertanian Singkawang dapat disimpan dilokasi tersebut.
"Sehingga ketika terjadi Karhutla pihaknya dapat dengan segera mempergunakan alat-alat pemadam," ungkap Barkat.
Dengan demikian, kata Barkat, hal itu bisa ditanggulangi lebih dini sambil menunggu datangnya bantuan dari Manggala Agni atau BPKS.
Sementara Wakil Kepala Polres Singkawang, Kompol Rosid berharap, dengan adanya langkah kompak yang ditunjukan oleh banyak stackholder, benar-benar dapat mencegah kebakaran lahan di Singkawang.�
"Semoga ini benar-benar bisa menekan kebakaran lahan. Kami dari kepolisian akan terus menggiatkan lagi patroli dan mengimbau masyarakat yang akan membuka lahan untuk tidak menggunakan dengan cara membakar," katanya.***4***
(U.KR-RDO/N005)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016
Rakor dipimpin Sekretaris Daerah Singkawang bersama TNI, Polri, Seksi Konservasi wilayah III dan organisasi masyarakat di Kantor BPBD Singkawang.
Sekretaris Daerah Singkawang, Syech Bandar, Kamis, meminta masyarakat yang punya lahan harus peduli untuk mengantisipasi agar jangan sampai terjadi kebakaran di lahannya masing-masing.
"Memasuki musim kemarau saat ini, saya minta masyarakat harus bersiap diri karena cuaca kering saat ini akan mempertinggi potensi terjadinya kebakaran hutan dan lahan," kata Bandar.
Bandar menyarankan, agar pemilik lahan dapat memasang papan imbauan di lahannya masing-masing guna mencegah kebakaran lahan.
Karena, selain merugikan masyarakat, kebakaran lahan juga akan memberikan dampak kepada aparat kepolisian di daerah.
"Jangan sampai kebakaran lahan yang terjadi komandan-komandan kita dicopot, karena ini sudah merupakan instruksi Presiden saat memimpin rapat Karhutla," tuturnya.
Menurut Bandar, ada dua wilayah yang sangat rawan terjadi Karhutla, yakni di Singkawang Utara dan Selatan. Hal itu dikarenakan masih banyaknya lahan kosong yang berada di wilayah ini.
Di tempat yang sama, Ketua Forum Masyarakat Anti Kebakaran Kelurahan Semelagi Kecil, Barkat berharap, jembatan di Sungai Pinang Semelagi Kecil (akses menuju wilayah perkebunan warga yang rawan terjadi Karhutla) dapat segera diperbaiki.
Hal itu ditegaskan dia, lantaran saat pihaknya akan melakukan pemadaman api akses jembatan untuk menuju ke lokasi kebakaran lahan sangat buruk.
"Akses menuju lokasi kebakaran sangat sulit ditembus. Karena banyak jembatan yang rusak, sehingga pemadam yang menggunakan mobil tidak bisa masuk ke lokasi," kata Barkat.
Barkat mengatakan, untuk menuju ke lokasi, terdapat empat jembatan yang cukup besar dan sembilan jembatan kecil yang harus dilalui.
"Apabila terjadi kebakaran lahan, maka mesin pemadam terpaksa kita angkut satu-satu pakai sepeda motor. Sehingga apinya sudah membesar baru mesinnya datang," katanya.
Disamping itu, Barkat juga berharap, lahan untuk pembangunan gudang alat pemadam yang disediakan oleh warga dapat segera dilaksanakan pembangunannya.
Jika gudang tersebut sudah ada, maka alat-alat pemadam portable milik Dinas Pertanian Singkawang dapat disimpan dilokasi tersebut.
"Sehingga ketika terjadi Karhutla pihaknya dapat dengan segera mempergunakan alat-alat pemadam," ungkap Barkat.
Dengan demikian, kata Barkat, hal itu bisa ditanggulangi lebih dini sambil menunggu datangnya bantuan dari Manggala Agni atau BPKS.
Sementara Wakil Kepala Polres Singkawang, Kompol Rosid berharap, dengan adanya langkah kompak yang ditunjukan oleh banyak stackholder, benar-benar dapat mencegah kebakaran lahan di Singkawang.�
"Semoga ini benar-benar bisa menekan kebakaran lahan. Kami dari kepolisian akan terus menggiatkan lagi patroli dan mengimbau masyarakat yang akan membuka lahan untuk tidak menggunakan dengan cara membakar," katanya.***4***
(U.KR-RDO/N005)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016