Kuching  (Antara Kalbar) - Sejumlah pembicara dan jurnalis dari berbagai negara menanam pohon bakau (mangrove) di Kuching Wetlands National Park, Sarawak, menjelang ajang tahunan Rainforest World Music Festival (RWMF), 5-7 Agustus 2016.

"Mungkin kegiatan ini terlihat sederhana, tapi dampak ke dunia sangat besar di masa mendatang," kata Deputy Chairman Sarawak Tourism Board (STB) YBhg Datu Ik Pahon Joyik di Kuching, Kamis.

Ia mencontohkan deretan tanaman mangrove yang sudah tampak setinggi orang dewasa. "Tanaman itu sudah berusia sekitar lima tahunan," kata dia.

Petugas Jawatan Kehutanan Sarawak, Irma Diana Ardi menuturkan, Kuching Wetlands National Park memiliki luas 6.610 hektare. Ditetapkan sebagai taman nasional pada 2002.

Tahun 2009, sekitar 121 hektare lahan mengalami kerusakan karena proyek pencegahan banjir di Sarawak.

Sungai Sarawak dilebarkan dan diperdalam serta dibangun tanggul alam. Namun tanah sisa proyek dibuang ke kawasan mangrove sehingga ratusan hektare tanaman mengalami kerusakan.

Kemudian, setahun sesudahnya, dimulailah program penanaman ulang. "Ada 68 ribu pohon mangrove yang sudah ditanam kembali di areal seluas 60 hektare," kata Irma Diana.

Dari kawasan yang rusak, yang dapat ditanami ulang sekitar 80 persen. Pemerintah Sarawak menargetkan penanaman akan selesai pada 2018.

Selain kawasan konservasi, di Kuching Wetlands juga menjadi tempat tinggal ratusan buaya, bekantan, bangau serta hewan lainnya.

"Sekitar 500 buaya dewasa terdapat di kawasan ini," kata dia.

Rainforest World Music Festival merupakan ajang tahunan yang digelar STB dengan latar belakang kawasan hutan Kalimantan.

Setiap tahun, puluhan penampil dari berbagai negara diundang untuk hadir. Dari Eropa, Asia, Afrika, Australia hingga Amerika.

STB juga mengundang media massa dari berbagai negara, termasuk Antara, untuk meliput kegiatan tersebut.




(T.T011/I006)

Pewarta: Teguh Imam Wibowo

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016