Melbourne (Antara Kalbar/Xinhua-OANA) - Populasi rusa liar Tasmania dapat segera melampaui jumlah warga di negara bagian itu jadi dua-berbanding-satu, sehingga menyulut seruan agar hewan tersebut disembelih.

Satu perkiraan yang disampaikan kepada Majelis Tinggi Pemerintah Tasmania pekan lalu mengatakan populasi rusa liar di negara bagian pulau itu dapat mencapai satu juta sampai 2050 kalau spesies tersebut tidak ditangani dengan lebih baik.

        Komite pembuat perkiraan itu, yang dipimpin oleh Direktur Pusat Lingkungan Hidup di University of Tasmania Ted Lefroy, mengatakan populasi rusa sudah mencapai 30 persen warga di negara bagian tersebut dan telah mulai mempengaruhi Daerah Warisan Dunia Margasatwa Tasmania.

        Lefroy mengatakan untuk melaksanakan rencana pengelolaan yang sesuai, pihak berwenang akan perlu melakukan survei penuh penduduk termasuk sampai tingkat apa rusa itu akan diburu.

        "Jumlah yang tidak benar-benar kita ketahui ialah: berapa rusa liar yang ada --kita cuma memiliki perkiraan saat ini, yaitu antara 20.000 dan 40.000-- dan angka pertumbuhannya," kata Lefroy kepada ABC pada Jumat (9/9).

        "Berdasarkan perkiraan dari studi luar negeri, angka pertumbuhan itu dapat diperkirakan berkisar antara 13 persen dan sampai sebanyak 60 persen," kata Lefroy, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Ahad pagi.

        Lefroy mengatakan jumlah yang digunakan dalam perkiraan tersebut berasal studi model yang ia lakukan bersama dua rekannya.

        "Masalah utama dari studi model ini ialah menunjukkan ada tiga statistik penting dan kami benar-benar tidak mengetahui dua di antaranya," katanya.

         Perkiraan itu, satu dari 56 yang dibuat buat penyelidikan di Tasmania mengenai populasi rusa liar, mengatakan kerja sama antar-lembaga pemerintah, manager darat dan pemburu adalah kunci untuk mempertahankan populasi hewan tersebut.

        "Saya kira ada kemungkinan yang sangat baik bahwa secara kolektif mereka dapat sampai pada populasi sasaran yang dapat memenuhi semua ketiga studi model, tidak menimbulkan terlalu banyak kerusakan pada lingkungan hidup, atau pertanian, tapi memelihara populasi rusa untuk diburu," kata Lefroy.

        "Semua ada di sini, saya kira kita takkan pernah terbebas dari mereka, jadi itu adalah satu kasus mengenai seberapa banyak rusa yang bisa hidup berdampingan dengan kita," katanya.

Pewarta:

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016