Pontianak (Antara Kalbar) - Menteri Kesehatan Nila F Moeloek mencanangkan Kalimantan Barat bebas rabies pada 2020 menilik propinsi tersebut ditetapkan sebagai daerah dengan kejadian luar biasa (KLB) rabies.

"Provinsi Kalbar perlu perhatian serius dengan banyaknya orang terjangkiti rabies akibat digigit hewan yang terinfeksi," kata Nila dalam kunjungan kerja dan peringatan Hari Rabies Sedunia di Pontianak, Rabu.

Menurut Menkes, Kalbar merupakan daerah yang memiliki tantangan tinggi terkait penularan rabies karena wilayahnya sangat luas.

Selain itu, Kalbar merupakan daerah yang berbatasan dengan Malaysia dan Singapura yang juga rentan mendapatkan bibit penyakit lain, seperti virus Zika. Dengan begitu, tantangan ancaman kesehatan terbilang tinggi di Kalbar.

Dia mengatakan pemerintah pusat bekerjasama dengan pemerintah daerah di Kalbar untuk memerangi penularan rabies.

Pada kesempatan itu Kemenkes menyalurkan alat kesehatan guna mengantisipasi rabies di Kalbar, di antaranya 25 ribu dosis vaksin antirabies berikut dengan kulkas penyimpanan 10 unit, kotak dingin 10 unit dan 282 alat pemvaksin/vaksinator.

Kalbar, kata dia, sempat mendapatkan predikat kawasan bebas rabies pada rentang 2006-2014. Tetapi pada 2015 ditemukan kasus rabies dan mengkhawatirkan masyarakat.

Saat ini, rabies sudah menyebar ke delapan kabupaten di Kalbar seperti di Melawi, Ketapang, Kapuas Hulu, Sintang, Landak, Bengkayang, Sekadau dan Kabupaten Sanggau.

Kasus gigitan anjing rabies di Kalbar saat ini sebanyak 877 orang di tahun 2016 dan tahun 2015 kasus gigitan anjing rabies 763 orang.

Sementara itu, pada 2016 lebih dari 24 jiwa meninggal akibat rabies. 

(A061/R. Sinaga)

Pewarta: Anom Prihantoro

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016