Mempawah (Antara Kalbar) - Kodim 1201/MPH dan Polres Mempawah hingga kini masih siaga mengantisipasi potensi gangguan kambtibmas di Kuala Mempawah terkait aksi protes nelayan Sungai Pinyuh terhadap nelayan tradisional Kuala Secapah.
Mereka dituding telah melakukan penangkapan dua kapal trawl (pukat harimau) dan 4 ABK kapal trawl (pukat harimau) milik nelayan Sungai Pinyuh saat beroperasi di perairan muara Kuala Mempawah.
Bahkan sejak pagi tadi, sekira 08.00 WIB konsentrasi massa antarkedua kubu (nelayan Sungai Pinyuh dan nelayan Kuala Secapah) masih fokus di Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) Kuala Mempawah dengan dikawal aparat melakukan mediasi.
Berselang 2 (dua) jam kemudian aparat dan para nelayan akhirnya sepakat menggunakan 18 armada (kapal nelayan) melakukan pencarian korban hilang, Suryadi (40) yang masih belum ditemukan keberadaannya sejak Senin (3/10).
TNI dan Polri  beserta Basarnas turut mengawal pencarian lanjutan terhadap korban hilang nelayan trawl yang diduga mencerburkan diri ke laut saat akan dilakukan penangkapan oleh nelayan tradisional dua hari lalu.
Kapolres Mempawah AKBP Dedi Agustono mengatakan sedikitnya 20 armada kapal nelayan turut melakukan pencarian serentak korban hilang. Kapal nelayan itu melibatkan nelayan Kuala Secapah, Bakau Besar dan Bakau Kecil, Sungai Pinyuh.
"Ditpolair, TNI AL, dan Basarnas kemungkinan masih terus bertambah ini," jelas Kapolres.
Menurut Kapolres, upaya pencarian merupakan tindak lanjut kesepakatan dari hasil mediasi kedua belah pihak, baik kubu masyarakat nelayan trawl dan nelayan tradisional.
Dikatakan, dari hasil mediasi itu, beberapa kesepakatan diantaranya melakukan pencarian terhadap korban secara bersama-sama.Â
"Ini kita lakukan bersama-sama baik dari masyarakat Sungai Pinyuh, Sungai Bakau, Kuala Secapah bersama-sama dibantu BLHPBD, Kodim, Polres. Kesepakatan lainnya agar proses hukum tetap dijalankan. Saat ini masih kita proses dan penyidikan," ujarnya.
Lebih lanjut Kapolres menegaskan, kini proses hukum dalam tahap pemeriksaan saksi-saksi. Namun, pihaknya tetap mengutamakan upaya pencarian korban.
Kapolres mengimbau tokoh masyarakat Sungai Pinyuh, Sungai Bakau, Kuala Secapah bersama TNI dan Polri menjaga situasi kambtibmas.
Menyangkut kesepakatan lain, yakni adanya keinginan kedua belah pihak, baik nelayan trawl dan nelayan tradisional dapat dipersatukan atas nama nelayan.
"Kelompok nelayan ini akan kita dorong dan dipersatukan melalui himpunan nelayan seluruh Indonesia (HNSI), ini harapan mereka juga. Hanya sejauh ini belum berjalan maksimal," ungkap Kapolres.
Usai mengawal mediasi dan melepas aparat dan massa (nelayan) melakukan pencaharian korban Suryadi (40) di laut. Kapolres Mempawah AKBP. Dedi Agustono bersama Dandim 1201/MPH Letkol Infanteri Win Nindar langsung menyambangi keluarga korban (Suryadi) di Sungai Pinyuh.
Keduanya meneguhkan pihak keluarga untuk bersabar dan mempercayakan aparat menangani persoalan yang tengah dihadapi pihak keluarga korban.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016