Pontianak (Antara Kalbar) - Dewan Penasihat DPD Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo) Kalbar Syafrin Lewi berpendapat penguatan BPR di Kalbar saat ini masih terkendala keterbatasan teknologi dan sistem.

"Tantangan BPR saat ini adalah soal pengembangan sistem. Untuk pengembangan sistem dan teknologi tentu tidak terlepas dari biaya yang besar," ujar saat menjadi narasumber dalam media gathering yang digelar Lembaga Penjamin Simpanan di Pontianak, Selesa.

Syafrin menjelaskan memang untuk BPR terus maju dan berkembang harus menyesesuaikan kebutuhan nasabah dan melakukan peningkatan pelayanan serta kepercayaan.

"Melalui pengembangan teknologi dan sistem itulah satu di antara yang sangat urgen dalam peningkatan pelayanan. Hal itu karena saat ini segala sesuatu tidak terlepas dari peran teknologi," tuturnya.

Untuk menyiasati pengembangan teknologi yang mau tidak mau harus dilakukan agar bisa bersaing dengan bank umum, Perberindo membuat efek bank sebagai wadah penguatan potensi BPR.

"Untuk efek bank yang kita bentuk sejak satu tahun silam kami bekerja sama dengan BPD Kalbar. Kami telah MoU namun hingga sekarang realisasi masih berat karena kembali lagi kesulitan untuk disinergikan dengan sistem," kata dia.

Ia menyampaikan saat ini secara umum dari total 23 BPR di Kalbar kondisinya baik dan stabil.

Meski menghadapi sejumlah tantangan dan persaingan, ia optimistis BPR bisa berkembang dan memberikan manfaat luas bagi daerah.

(KR-DDI/A013)

Pewarta: Dedi

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016