Putussibau (Antara Kalbar) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Putussibau menyatakan pertumbuhan awan Cumulonimbus di daerah Putussibau dan sekitarnya meningkat pada Desember hingga Januari.

     "Awan Cumulonimbus merupakan awan tebal yang sangat berbahaya bagi penerbangan," jelas Prakirawan BMKG Putussibau, I Gusti Agung Angga ketika ditemui di Putussibau, Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, Senin.

  Menurut Angga dalam gumpalan awan cumulonimbus terdapat angin kencang naik dan angin kencang turun, apabila suatu pesawat masuk dalam gumpalan awal tersebut bisa mengalami guncangan hebat, bisa - bisa mengakibatkan kecelakaan dalam penerbangan.

  "Biasanya pilot menghindari awan cumulonimbus itu," kata Angga.

     Dipaparkan Angga yang selama ini membuat pesawat delay disebabkan beberapa faktor yang pertama faktor tinggi dasar awan rendah, dan curah hujan yang tinggi yang mengakibatkan munculnya awan cumulonimbus dan faktor lainya yaitu jarak padang.

     Terkait kondisi tersebut, Kepala BMKG Putussibau, Heru Sukoco mengimbau seluruh armada penerbangan untuk mewaspadai meningkatnya awan cumulonimbus tersebut.

     "Kami imbau seluruh armada penerbangan di wilayah Putussibau dan sekitarnya untuk mewaspadai awan besar seperti awan cumulonimbus, namun Saya yakin Pilot sudah paham," tegas Heru.

     Selain itu dirinya juga meminta masyarakat khususnya penumpang penerbangan pada Desember - Januari untum tidak terlalu khawatir, sebab BMKG selalu memberikan data akurat terkait perkembangan cuaca.

     "Sebelum pesawat berangkat kami sudah harus menginformasikan data yang akurat terkait perkembangan cuaca," kata Heru.

     Di tempat terpisah, Kepala Bandar Udara Putussibau, Hariyanto juga menuturkan pihaknya sering mendapatkan informasi perkembangan cuaca sebelum pesawat berangkat.

    "Memang untuk Desember - Januari cuaca ekstrem berupa hujan lebat," jelas Hariyanto.

     Menurutnya, satu jam sekali pihak Bandara selalu di infokan oleh BMKG.

     "Jika memang cuaca tidak memungkinkan sudah pasti pesawat tidak terbang, makanya selama ini sering delay," tutur Hariyanto.

Pewarta: Timotius

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016