Sintang (Antara Kalbar) - Bupati Sintang Jarot Winarno menegaskan pada tahun 2017 akan mulai mengatasi kegawatdaruratan infrastruktur jalan.

"Kami telah menyusun RPJMD yang sesuai visi dan misi. Kami juga telah menentukan program yang mendesak untuk dikerjakan pada 2017," kata Jarot Winarno.

Kata dia, setidaknya ada sejumlah program utama yang akan dikerjakan tahun ini. Diantaranya mengatasi kegawatdaruratan infrastruktur, percepatan akses listrik masuk desa, penataan daerah seperti memperjuangkan 54 desa yang kode registernya belum keluar serta memperjuangkan pembentukan Provinsi Kapuas Raya.

"Kami juga mulai untuk melakukan hilirisasi produk dan reformasi birokrasi," katanya.

Untuk mengatasi kegawatdaruratan infrastruktur jalan, kata Jarot, pihaknya sudah mengindentifikasi beberapa titik ruas jalan yang harus segera diperbaiki.

"Sekarang yang terberat ialah akses menuju daerah perbatasan. Titik rawannya di Simba. Kalau banjir daerah ini jadi lautan, tapi sekarang sudah ditinggikan dan sedang pengerjaan beton," katanya.

Dia yakin dengan selesainya persoalan ruas jalan di Simba, akses dari perbatasan ke Kota Sintang menjadi lancar. "Di perbatasan ada 80 ribu penduduk, 14 perusahaan perkebunan dan dua pabrik. Kalau akses terganggu bisa repot," ujarnya.

Tak hanya akses menuju perbatasan, Pemkab Sintang juga sedang berjuang mengatasi kerusakan ruas jalan di sejumlah titik, termasuk mengatasi kegawatdaruratan ruas Jalan Nanga Mau-Tebidah.

Jalur ini ruas jalan provinsi, tapi penggunanya masyarakat Sintang. "Pemkab Sintang tidak bisa mengerjakan langsung perbaikan jalan itu. Kami hanya bisa berkomunikasi dengan Pemprov Kalbar. Hal ini sudah kami lakukan," katanya.

Selain jalan lancar, Jarot juga menjanjikan Kabupaten Sintang akan terang benderang di 2017. Saat ini listrik memang sering padam, penyebabnya karena PLN kekurangan daya sekitar 3 hingga 4 Mega Watt. Kekurangan daya itu kata dia menjadi pemicu utama pemadaman bergilir.

"Kami berharap jika PLTU beroperasi, masalah ini bisa diatasi," harapnya. Jarot ternyata tidak hanya berharap pada PLTU. Dia juga sedang melirik investor lain untuk membangun pembangkit listrik di daerah ini. "PLTU itukan energi tenaga fosil yang bisa habis, maka harus mulai kita lupakan. Terobosannya sekarang ke energi hijau seperti PLTMH, PLTA serta PLTS. Sekarang sejumlah investor sedang melakukan survey untuk membangun pembangkit listrik dengan energi hijau ini," beber Jarot.

Selain itu, Jarot juga sedang menyiapkan anggaran khusus untuk membantu agar listrik cepat masuk desa. "Kami akan menyiapkan anggaran untuk membeli kabel agar bisa mempercepat listrik masuk desa," janjinya.


Pewarta: Faiz

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017