Sanggau (Antara Kalbar)- Sejak sekitar dua pekan terakhir, harga cabe di Kabupaten Sanggau terus mengalami kenaikan.

Tak pelak, penjualan bumbu makanan favorit warga ini pun menurun drastis, karena banyak warga yang terpaksa mengurangi konsumi cabe.

Pantauan di pasar tradisional Kota Sanggau, sejumlahpedagang memang terlihat masih menjual cabe. Tetapi jumlahnya tidak sebanyak pada hari-hari biasanya.

Alasannya karena pasokan dari Pontianak yang minim, yang diduga akibat dari gagal panen di sejumlah penghasil cabe. Dalam kondisi seperti ini, hukum ekonomi terjadi. Akibat minimnya persediaan barang dan tingginya permintaan, menyebabkan tingginya harga jual.

"Kalau kita ngambil dari toke sudah mahal, ya terpaksa kita menjualnya dengan harga mahal juga. Keadaan ini sudah terjadi sejak sekitar dua pekan
terakhir. Namun puncaknya pada pekan ini dengan harga cabe hingga mencapai Rp100 ribu lebih untuk 1Kg cabe rawit," kata Koko, pedagang cabe di Pasar Sentral Sanggau.

Sementara, Yuli (28) seorang ibu rumah tangga, warga Kelurahan Bunut yang dijumpaidi Pasar Sentral Sanggau mengaku harus mengurangi konsumsi cabe keluarganya.

Kalau biasanya pada saat harga cabe normal, keluarganya hampir membeli cabe dalam jumlah banyak karena tiap hari membuat makanan pedas.

Namun, sejak harga cabe sudah setinggi sekarang ini, maka mau tidak mau dirinya tidak membeli cabe dalam jumlah besar, paling sekitar satu hingga dua ons saja.

"Ya terpaksa, konsumsi cabe kita kurangi. Mengurangi membuat makanan pedas, dan mengurangi membuat sambel. Bisa disiasati dengan dicampur dengan sahang untuk menambah rasa pedas masakan," ujarnya.

Tentu saja, dampak tingginya harga cabe ini juga berpengaruh kepada para pengusaha rumah makan. Khususnya rumah makan yang menyajikan makanan khas pedas seperti rumah makan Padang. Mereka harus pandai-pandai menyiasati kondisi seperti ini.

Terlebih, masakan pedas adalah menu wajib yang harus terhidang.

"Tentu saja kami ngeluh dengan tingginya harga cabe ini. Tapi apa boleh buat, kita kan tidak bisa berbuat
apa-apa, karena kebutuhan cabe kita tergantung kepada petani cabe. Kalau memang petani sedang tidak memperoleh hasil yang memuaskan seperti gagal panen akibat serangan hama atau cuaca ekstrim, maka harga cabe jadi selangit," kata Uni Jasmanidar, pemilik rumah makan khas Padang yang terletak di Jalan Jenderal Sudirman Sanggau ini.

Masyarakat berharap, kondisi tingginya harga cabe ini diharapkan segera berlalu dan harganya kembali normal.

Pewarta: M Khusyairi

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017