Pontianak (Antara Kalbar) - Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat mempromosikan sejumlah destinasi wisata yang ada di Kota Pontianak dan sekitarnya kepada peserta rapat koordinasi Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) se-Indonesia.

"Selain untuk mendukung suksesnya program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK), Rakor BKKBN juga kami gunakan untuk mempromosikan sejumlah tempat wisata yang ada di Pontianak kepada peserta rakor," Kepala Perwakilan BKKBN Kalbar, Kusmana di Pontianak, Senin.

Ia menjelaskan, momentum itu sengaja dilakukan untuk memperlihatkan bahwa Kalbar merupakan wilayah yang penuh dinamika pembangunan termasuk gerakan program BKKBN.

"Disamping itu ada sisi keuntungan kita sebagai tuan rumah. Di mana dalam penyelenggaraan ini, kepada peserta yang berasal dari luar Kalbar selama empat hari mengikuti kegiatan ini akan kami eksplor kepada mereka tempat-tempat wisata. Hari ini peserta rakor kami ajak ke Tugu Khatulistiwa, Kampung KB dan tempat-tempat menarik lainnya di Kota Pontianak," ungkapnya.

Menurut dia, hal itu dilakukan untuk menunjang kemajuan pariwisata khususnya yang ada di Kota Pontianak.

"Sehingga para peserta rakor yang datang ini dapat menikmati potensi wisata Kota Pontianak dan berbelanja, yang pastinya akan berdampak pada perekonomian masyarakat," katanya.

Terkait keberhasilan program KKBPK di wilayah Kalbar, Kusmana mengakui hingga kini dalam melaksanakan program-program tersebut belum bisa berjalan secara optimal. Salah satunya ditandai dengan tingkat usia pernikahan pertama di Kalbar.

"Survei menunjukkan, bukannya naik justru turun. Dari 20 persen sekarang menjadi 19,7 persen. Ini merupakan sinyal bahwa optimalisasi program kependudukan di Kalbar harus kami genjot dan tingkatkan lagi," katanya.

Disisi lain, Kusmana juga mengakui, Kalbar dalam pembangunan kependudukan juga selalu kedodoran pada target peserta KB MKJP belum tercapai selama periode tahun 2016.

"Masih jauh tertinggal karena karakter manusia Indonesia termasuk Kalbar, terutama pasangan usia subur lebih suka memilih alat kontrasepsi suntik dan pil dibanding alat kontrasepsi IUD dan Implan. Hal ini menandakan banyak hal yang mempengaruhi mereka salah satunya pertimbangan pengetahuan sangat terbatas," katanya.

Sementara itu kata Kusmana, pihaknya sendiri belum mampu memberikan pencerahan pada masyarakat secara umum. "Karena kami keterbatasan sumber daya dan kekurangan tenaga penyuluhan. Ke depan semua ini akan terus kami tingkatkan, dan dalam menyukseskan program kependudukan ini mari kita bersama-sama berperan aktif baik kami di BKKBN, pemerintah Provinsi Kalbar, pemerintah kabupaten/kota serta seluruh elemen masyarakat," katanya.

(A057/M019)

Pewarta: Slamet Ardiansyah

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017