Sambas (Antara Kalbar) - Kepala Balai Bahasa Kalimantan Barat, Firman Susilo mendorong guru untuk menulis cerita rakyat yang selama ini hanya didengar secara lisan.
Menurutnya penulisan cerita rakyat bagi guru, semata-mata untuk membangun proses kreatif guru. Selain menjadi seorang guru, juga bisa menulis sebagai pengembangan diri dalam kegiatan sehari-hari.
"Penulisan cerita rakyat ini penting karena banyak cerita rakyat yang mungkin saja guru sendiri tidak tahu akan cerita tersebut. Apalagi muridnya kalau guru juga sudah tidak tahu, bagaimana murid bisa tahu cerita rakyat ini," ujarnya saat penutupan kegiatan bimbingan teknis cerita rakyat bagi guru di Kabupaten Sambas yang digelar di SMPN 8 Tebas di Sambas, Minggu.
Firman menjelaskan terkait bimbingan teknis yang dilakukan yakni dalam rangka upaya positif, dalam melakukan dokumentasi tertulis cerita yang selama ini berkembang secara lisan.
Menurutnya dengan cerita rakyat yang telah terdokumentasi, paling tidak nilai-nilai yang selama ini dibangun oleh masyarakat Sambas yang kaya dengan filosofi hidup bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
"Harapannya, ini tidak hanya berhenti hanya disini saja. Syukur ini nantinya bisa menjadi karya publikasi dan itu pasti akan bermanfaat baik bagi guru maupun bagi sekolah, bagi murid dan bahkan bagi masyarakat luas," kata die.
Bimtek cerita rakyat bagi guru tersebut melibatkan guru dari sejumlah sekolah dari Kecamatan Tebas, Semparuk, Tekarang dan Kecamatan Sambas.
Sementara Kepala UPT Dinas Pendidikan dan Kebudayaan kecamatan Tebas, Maluduin mengatakan menyambut baik kegiatan yang diselenggarakan oleh Balai bahasa Kalbar.
Dikatakannya banyak cerita rakyat di Kabupaten Sambas yang perlu disampaikan.
"Banyak cerita rakyat, yang perlu digali yang ada di Kabupaten Sambas. Namun barangkali keterampilan dan kesempatan untuk mengangkat cerita rakyat itu menjadi keluhan. Kita berterima kasih kepada Balai Bahasa Kalbar sudah mau memberikan bimbingan terhadap guru-guru kita," kata dia.
(KR-DDI/N005)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017
Menurutnya penulisan cerita rakyat bagi guru, semata-mata untuk membangun proses kreatif guru. Selain menjadi seorang guru, juga bisa menulis sebagai pengembangan diri dalam kegiatan sehari-hari.
"Penulisan cerita rakyat ini penting karena banyak cerita rakyat yang mungkin saja guru sendiri tidak tahu akan cerita tersebut. Apalagi muridnya kalau guru juga sudah tidak tahu, bagaimana murid bisa tahu cerita rakyat ini," ujarnya saat penutupan kegiatan bimbingan teknis cerita rakyat bagi guru di Kabupaten Sambas yang digelar di SMPN 8 Tebas di Sambas, Minggu.
Firman menjelaskan terkait bimbingan teknis yang dilakukan yakni dalam rangka upaya positif, dalam melakukan dokumentasi tertulis cerita yang selama ini berkembang secara lisan.
Menurutnya dengan cerita rakyat yang telah terdokumentasi, paling tidak nilai-nilai yang selama ini dibangun oleh masyarakat Sambas yang kaya dengan filosofi hidup bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
"Harapannya, ini tidak hanya berhenti hanya disini saja. Syukur ini nantinya bisa menjadi karya publikasi dan itu pasti akan bermanfaat baik bagi guru maupun bagi sekolah, bagi murid dan bahkan bagi masyarakat luas," kata die.
Bimtek cerita rakyat bagi guru tersebut melibatkan guru dari sejumlah sekolah dari Kecamatan Tebas, Semparuk, Tekarang dan Kecamatan Sambas.
Sementara Kepala UPT Dinas Pendidikan dan Kebudayaan kecamatan Tebas, Maluduin mengatakan menyambut baik kegiatan yang diselenggarakan oleh Balai bahasa Kalbar.
Dikatakannya banyak cerita rakyat di Kabupaten Sambas yang perlu disampaikan.
"Banyak cerita rakyat, yang perlu digali yang ada di Kabupaten Sambas. Namun barangkali keterampilan dan kesempatan untuk mengangkat cerita rakyat itu menjadi keluhan. Kita berterima kasih kepada Balai Bahasa Kalbar sudah mau memberikan bimbingan terhadap guru-guru kita," kata dia.
(KR-DDI/N005)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017