Mempawah (Antara Kalbar) - Intensitas hujan dalam beberapa pekan terakhir cukup tinggi dan hampir merata terjadi di wilayah Kabupaten Mempawah dan sekitarnya mempengaruhi hasil tangkapan para nelayan khususnya yang tradisional.
"Kondisi untuk saat sekarang ini produksi ikan tangkapan memang relatif mengalami penurunan. Jika dibandingkan dengan tahun 1990-an. Kalau dulu memang kita bisa mencapai 12 ribu ton lebih. Namun, sekarang ini produksi tangkap cenderung menurun, karena diantaranya banyak kelayakan alat tangkap yang digunakan sudah tidak layak lagi," ujar Siswoyo, Kabid Pangan Dinas Pertanian dan Kehutanan, Perkebunan, Perikanan Kabupaten Mempawah, Selasa.
Selain itu diakui problem banyaknya illegal fishing beberapa waktu lalu juga diakui memicu merosotnya hasil tangkap di Kabupaten Mempawah karena tidak tercatat secara resmi.
"Umumnya hasil illegal fishing di wilayah tangkap perairan Kabupaten Mempawah telah dibawa pelaku ke daerah asal," ujar dia.
Secara umum produksi perikanan di Kabupaten Mempawah saat ini mencapai 10.660 ton. Sebanyak 8.100 ton produksi ikan tersebut merupakan hasil tangkap. Sedangkan 2.560 ton merupakan hasil budidaya.
Saat ini hasil tangkap primadona Kabupaten Mempawah masih bertumpu pada udang segar. Hasil tangkapan udang segar itu umumnya diekspor ke negara tetangga Malaysia dan disuplai ke Kota Pontianak.
Sedangkan pengembangan budidaya keramba jaring apung saat ini cenderung meningkat. Dinas Pertanian, Perkebunan Kehutanan dan Perikanan Kabupaten Mempawah mencatat sebanyak 2.300 petak keramba jaring apung dikembangkan pebudidaya di sepanjang jalur Sungai Mempawah dengan budidaya andalan yakni ikan nila.
Disinggung sejauhmana progress dan prospek terhadap pebudidaya jaring apung di Kabupaten Mempawah, secara terukur pemda melalui dinas terkait mendorong kelompok tani memanfaatkan bantuan hibah program pemerintah.
"Kaitan dengan pokdakan itu sebenarnya banyak. Selain bantuan hibah, pemerintah juga menyalurkan bantuan bibit, induk dan pakan. Selain itu akses permodalan dari perbankan melalui KKPD untuk pokdakan juga sudah teralurkan sebesar Rp4 miliar dengan suku bunga rendah. Akses permodalan sebelumnya juga dapat dinikmati pokdakan melalui PNPM," ujar Siswoyo.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017
"Kondisi untuk saat sekarang ini produksi ikan tangkapan memang relatif mengalami penurunan. Jika dibandingkan dengan tahun 1990-an. Kalau dulu memang kita bisa mencapai 12 ribu ton lebih. Namun, sekarang ini produksi tangkap cenderung menurun, karena diantaranya banyak kelayakan alat tangkap yang digunakan sudah tidak layak lagi," ujar Siswoyo, Kabid Pangan Dinas Pertanian dan Kehutanan, Perkebunan, Perikanan Kabupaten Mempawah, Selasa.
Selain itu diakui problem banyaknya illegal fishing beberapa waktu lalu juga diakui memicu merosotnya hasil tangkap di Kabupaten Mempawah karena tidak tercatat secara resmi.
"Umumnya hasil illegal fishing di wilayah tangkap perairan Kabupaten Mempawah telah dibawa pelaku ke daerah asal," ujar dia.
Secara umum produksi perikanan di Kabupaten Mempawah saat ini mencapai 10.660 ton. Sebanyak 8.100 ton produksi ikan tersebut merupakan hasil tangkap. Sedangkan 2.560 ton merupakan hasil budidaya.
Saat ini hasil tangkap primadona Kabupaten Mempawah masih bertumpu pada udang segar. Hasil tangkapan udang segar itu umumnya diekspor ke negara tetangga Malaysia dan disuplai ke Kota Pontianak.
Sedangkan pengembangan budidaya keramba jaring apung saat ini cenderung meningkat. Dinas Pertanian, Perkebunan Kehutanan dan Perikanan Kabupaten Mempawah mencatat sebanyak 2.300 petak keramba jaring apung dikembangkan pebudidaya di sepanjang jalur Sungai Mempawah dengan budidaya andalan yakni ikan nila.
Disinggung sejauhmana progress dan prospek terhadap pebudidaya jaring apung di Kabupaten Mempawah, secara terukur pemda melalui dinas terkait mendorong kelompok tani memanfaatkan bantuan hibah program pemerintah.
"Kaitan dengan pokdakan itu sebenarnya banyak. Selain bantuan hibah, pemerintah juga menyalurkan bantuan bibit, induk dan pakan. Selain itu akses permodalan dari perbankan melalui KKPD untuk pokdakan juga sudah teralurkan sebesar Rp4 miliar dengan suku bunga rendah. Akses permodalan sebelumnya juga dapat dinikmati pokdakan melalui PNPM," ujar Siswoyo.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017