Pontianak (Antara Kalbar) - Sekretaris Daerah Singkawang Syech Bandar meminta kepada tenaga pendidik untuk waspada terhadap praktik "bullying" pada tahun ajaran baru sekarang ini.�
"Praktik ini biasanya dilakukan secara terselubung, oleh sekelompok siswa senior terhadap siswa yunior," kata Bandar, Selasa.
Meski pemerintah pusat telah melarang adanya praktek perpeloncoan terhadap siswa baru, dia berharap agar tenaga pendidik untuk selalu melakukan pengawasan, lantaran praktik ini kurang terpantau oleh pihak sekolah.
"Jangan sampai praktek perundungan ini terjadi di lembaga pendidikan kita," ujarnya.
Mengingat tindakan perundungan sering dilakukan diluar agenda sekolah. "Misalnya ada siswa yang merasa senior dan melihat ada siswa baru yang dianggap kurang berkenan kemudian dilakukan perundungan oleh sekelompok siswa lain. Ini yang kita khawatirkan, karena kurang terpantau," tuturnya.
Dia juga berharap pengawasan dari orangtua terhadap anak-anak mereka di sekolah. Bahkan dia menyarankan agar setiap orangtua murid harus memiliki nomor kontak tenaga pengajar anaknya di sekolah tersebut.
"Pengawasan orangtua juga penting, terus dipantau kegiatan anaknya, jika anaknya pulang tidak sesuai waktu sudah seharusnya orangtua mencari tahu ke sekolahnya. Karena itu penting orangtua menyimpan kontak tenaga pendidik, karena bisa saja anaknya mendapat jam belajar tambahan," pintanya.
Dia berharap, Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) sebaiknya diisi dengan kegiatan yang bermanfaat. Kegiatan yang bernilai edukasi khususnya bagi siswa baru yang akan menimba ilmu di sekolah tersebut.
"MPLS itu sebaiknya memang untuk mengenalkan siswa baru terhadap lingkungan sekolah. Jangan diisi dengan kegiatan yang tak ada kaitannya dengan edukasi," tuturnya.
(U.KR-RDO/T011)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017
"Praktik ini biasanya dilakukan secara terselubung, oleh sekelompok siswa senior terhadap siswa yunior," kata Bandar, Selasa.
Meski pemerintah pusat telah melarang adanya praktek perpeloncoan terhadap siswa baru, dia berharap agar tenaga pendidik untuk selalu melakukan pengawasan, lantaran praktik ini kurang terpantau oleh pihak sekolah.
"Jangan sampai praktek perundungan ini terjadi di lembaga pendidikan kita," ujarnya.
Mengingat tindakan perundungan sering dilakukan diluar agenda sekolah. "Misalnya ada siswa yang merasa senior dan melihat ada siswa baru yang dianggap kurang berkenan kemudian dilakukan perundungan oleh sekelompok siswa lain. Ini yang kita khawatirkan, karena kurang terpantau," tuturnya.
Dia juga berharap pengawasan dari orangtua terhadap anak-anak mereka di sekolah. Bahkan dia menyarankan agar setiap orangtua murid harus memiliki nomor kontak tenaga pengajar anaknya di sekolah tersebut.
"Pengawasan orangtua juga penting, terus dipantau kegiatan anaknya, jika anaknya pulang tidak sesuai waktu sudah seharusnya orangtua mencari tahu ke sekolahnya. Karena itu penting orangtua menyimpan kontak tenaga pendidik, karena bisa saja anaknya mendapat jam belajar tambahan," pintanya.
Dia berharap, Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) sebaiknya diisi dengan kegiatan yang bermanfaat. Kegiatan yang bernilai edukasi khususnya bagi siswa baru yang akan menimba ilmu di sekolah tersebut.
"MPLS itu sebaiknya memang untuk mengenalkan siswa baru terhadap lingkungan sekolah. Jangan diisi dengan kegiatan yang tak ada kaitannya dengan edukasi," tuturnya.
(U.KR-RDO/T011)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017