Pontianak (Antara Kalbar) - Wakil Rektor Satu Universitas Tanjungpura (Untan) Pontianak Provinsi Kalimantan Barat, Aswandi memastikan, pihaknya akan menangkal paham radikal yang berusaha mempengaruhi kaum akademisi di lingkungan Untan Pontianak tersebut.

"Kami akan terus memantau dan mengawasi setiap aktifitas dari kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa," kata Aswandi di Pontianak, Selasa.

Ia menjelaskan, salah satu upaya pihaknya dalam menangkal radikal di kalangan mahasiswa dengan mengadakan pendidikan karakter, jadi mahasiswa pada awal masuk perkuliahan akan dibina dengan sebaik mungkin sesuai agamanya masing-masing.

Sebagai antisipasi, pihaknya juga mewaspadai kelompok-kelompok kecil yang terindikasi melakukan sesuatu yang bertentangan dengan agama dan ideologi Pancasila.

Dalam kesempatan itu, Aswandi juga menyanyangkan selama ini umumnya masyarakat Indonesia maupun dunia selalu mengaitkan radikal dengan agama Islam.

Menurut dia, orang yang radikal tidaklah selalu datang dari agama Islam melainkan seluruh agama dan kepercayaan lainnya.

Mantan Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Untan Pontianak, juga menyoroti hasil penelitian BNPT pada perguruan tinggi di 15 provinsi bahwa 39 persen mahasiswa tertarik radikal.

"Akhir-akhir ini BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme) merilis hasil penelitiannya kalau 39 persen mahasiswa tertarik dengan radikal. Radikal yang muncul pada kalangan mahasiswa bisa jadi lantaran pembinaan yang salah, dan pengawasan yang lemah dari institusi kampusnya," katanya.

Namun sejauh ini kata dia, di Untan Pontianak sendiri belum ada temuan yang menyebutkan mahasiswa radikal. Ia pun berharap agar semua akademisi bisa bebas dari paham tersebut.

Pewarta: Andilala

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017