Pontianak (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) bersama Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura (Untan) menggagas pembentukan Cagar Biosfer Nata Pandawa di wilayah Pulau Karimata, Palung, dan Mendawai sebagai upaya mendorong peningkatan sumber daya alam yang berkelanjutan dan bermanfaat bagi masyarakat sekitar.
“Cagar biosfer ini dirancang untuk menjaga keseimbangan alam sekaligus meningkatkan sumber daya alam sehingga dapat menjadi penghidupan masyarakat secara berkelanjutan,” ungkap Dekan Fakultas Kehutanan Untan, Dr. Ir. Farah Dibah, S.Hut., M.Si di Pontianak, Jumat.
Menurutnya, konsep cagar biosfer memungkinkan masyarakat memanfaatkan jasa lingkungan dan hasil hutan nonkayu tanpa perlu menebang pohon, yang pada akhirnya bisa menyejahterakan masyarakat sekaligus menjaga ekosistem.
Baca juga: YPI bersama BKSD Kalbar mengelola cagar alam laut di Kepulauan Karimata
"Cagar biosfer tidak merusak alam, justru bisa dimanfaatkan melalui hasil hutan seperti tanaman obat dan ekowisata, tanpa eksploitasi berlebih," jelas Farah.
Dia menambahkan bahwa kehadiran cagar biosfer tidak akan mengubah status penggunaan lahan yang sudah ada, termasuk kegiatan ekonomi seperti perkebunan sawit, namun justru meningkatkan nilai ekonomi konservasi dari produk yang dihasilkan.
"Produk-produk yang dihasilkan dari kawasan cagar biosfer akan mendapatkan branding value yang lebih tinggi karena nilainya sebagai hasil dari kawasan konservasi," tuturnya.
Baca juga: 23 awak kapal pengguna cantrang ditahan di Perairan Karimata
Di tempat yang sama, Pj. Gubernur Kalbar Harisson menyambut baik inisiatif tersebut, namun ia menegaskan bahwa cagar biosfer diharapkan tidak menghambat pertumbuhan ekonomi daerah dan tidak membebani masyarakat.
"Kami berharap langkah ini tidak menghambat pembangunan ekonomi, dan keputusan yang diambil tidak membebani masyarakat," katanya.