Pontianak (Antara Kalbar) - Ketua Asosiasi Pengusaha Retail Indonesia (Aprindo) Kalbar, Daniel Edward Tangkau menyatakan sangat menyayangkan jika sejumlah bisnis ritel di Indonesia termasuk di Kalbar tutup karena akan berpengaruh pada nasib karyawan.

"Rencana penutupan delapan toko ritel oleh PT Ramayana Lestari Sentosa termasuk di Kota Pontianak sangat disayangkan. Kita mengharapkan supermarket ini tetap bisa bangkit. Bayangkan berapa banyak karyawan harus berhenti bekerja dan kita berharap outlet yang rencananya tutup akhir bulan ini masih ada harapan bangkit," ujarnya di Pontianak, Selasa.

Daniel mengakui saat ini daya beli memang menurun karena kondisi ekonomi yang belum stabil. Namun menurutnya ritel besar hingga ritel kecil masih cukup kuat dan tidak mudah goyah selama masih menjual bahan pokok.

"Untuk sektor ritel kita tidak khawatir karena yang kita jual adalah kebutuhan pokok masyarakat. Namun mungkin dari 100 berkurang menjadi 75 dan hanya 25 pembeli besar," paparnya.

Ia menyebutkan bahwa mal, pasar modern dan supermarket saat ini cenderung ramai pada momentum hari besar saja. Sedangkan untuk hari - hari biasa masyarakat tidak terlalu antusias dalam belanja.

"Dalam era teknologi dan informasi kata Daniel memang menuntut inovasi jika tidak maka lambat laun akan ditinggalkan. Kerja sama dalam menarik minat masyarakat bisa dengan bekerja sama dengan bank sebagai mitra misalnya BRIlink dan juga BNI46," sarannya.

Ia optimistis usaha di sektor ritel tetap kokoh dan bisa mengikuti perkembangan ekonomi saat ini.

"Kita berharap juga ekonomi di Indonesia terus bangkit sehingga daya beli meningkat dan ritel juga tetap tumbuh," kata dia.

(KR-DDI/N005) 

Pewarta: Dedi

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017