Pontianak (Antara Kalbar) - Bupati Landak Karolin Margret Natasa mengatakan sebanyak 170 hektare lahan pertanian yang ada di Kecamatan Menyuke rusak berat akibat terendam banjir yang terjadi pada satu pekan terakhir.

"Akibat banjir yang melanda Kecamatan Menyuke dan Meranti, sektor pertanian khususnya tanaman padi mengalami kerugian mencapai Rp446 juta dengan total area sekitar 170 hektar," kata Karolin di Ngabang, Kalbar, Jumat.

Dia mengatakan, berdasarkan hasil pantauan langsung yang dilakukannya, banjir yang melanda Kecamatan Menyuke dan Meranti Kabupaten Landak yang terjadi hampir sepekan telah menyebabkan sektor pertanian mengalami kerugian. Hal ini tentu memberikan imbas bagi perekonomian petani.

Terkait hal tersebut, pihaknya akan segera mengambil langkah untuk meringankan beban petani dengan melakukan beberapa kebijakan.

"Untuk program jangka pendek, kita akan bekerja sama dengan beberapa pihak terkait seperti Bulog dan Badan Ketahanan Pangan Landak untuk memberikan bantuan beras dan sembako bagi masyarakat yang terendam banjir. Karena mereka sudah gagal panen, tentu bantuan beras ini sangat diperlukan masyarakat," tuturnya.

Pihaknya juga akan meminta bantuan dari BPBD Kalbar melalui BPBD Landak untuk penanganan korban banjir.

Untuk mengembalikan produktivitas pertanian masyarakat, pihaknya juga akan melakukan program penanaman kembali baik secara swadaya maupun dengan bantuan Pemda.

"Ini akan kita dorong, agar potensi pertanian yang ada di Landak tidak terpengaruh oleh musibah banjir ini, walaupun nantinya akan terjadi pergeseran masa panen," katanya.

Karolin juga mengatakan, pihaknya akan segera melakukan program normalisasi saluran pembuangan air pada lahan pertanian masyarakat, baik dengan pembuatan parit, maupun dengan penyediaan mesin pompa air, agar sawah warga yang tergenang banjir bisa segera ditanam kembali.

"Harapan kita, dengan langkah cepat yang dilakukan ini bisa meringankan beban warga yang menjadi korban banjir ini. Kalau tidak kita ambil langkah-langkah seperti ini, dikhawatirkan masyarakat akan kehilangan mata pencariannya, bahkan trauma untuk menanam padi kembali," kata Karolin.

(U.KR-RDO/N005)

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Andilala


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017