Pontianak (Antara Kalbar) - PT Well Harvest Winning Alumina Refinery yang berlokasi di Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat, dalam kurun waktu satu tahun telah melakukan ekspor 1,1 juta ton alumina ke sejumlah negara atau melebihi target awal sejuta ton.

"Sejak September 2017 kami telah ekspor 1,1 juta ton alumina. Hasil ini tentu tepat dengan target yang telah kami tentukan yaitu 1 juta ton per tahun dan kami sangat senang akan itu," ujar Direktur PT WHW AR, Stevi Thomas, di Dusun Sungai Tengar, Desa Mekar Utama, Kecamatan Kendawangan, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat, dalam keterangan tertulis di Pontianak, Senin.

Pria yang akrab disapa Stevi tersebut mengatakan, saat ini ekspor alumina masih ke negara Tiongkok. "Kami berharap, alumina produksi Indonesia bisa tersebar ke seluruh dunia," kata Stevi yang sudah berpengalaman 15 tahun di dunia pertambangan ini.

Stevi mengatakan, sampai saat ini, WHW AR memiliki target produksi smelter grade alumina (SGA) sebanyak 1 juta ton per tahun.

Ia melanjutkan, untuk mempermudah proses produksi pihaknya membuat sarana penunjang, termasuk diantaranya yaitu pembangkit listrik untuk kepentingan sendiri (power plant), terminal khusus untuk kepentingan sendiri seperti pelabuhan atau jetty, living quarter untuk para karyawan, dan lain-lain.

PT WHW AR merupakan perusahaan join venture bentukan Harita Group melalui PT Cita Mineral Investindo Tbk dengan China Hongqiao Group Limited, Winning Investment (HK) Company Limited, Shandong Weiqiao Aluminum & Electricity Co. Ltd., PT Cita Mineral Investindo Tbk memiliki 30 persen kepemilikan saham. Sisanya dimiliki oleh China Hongqiao Group Limited sebesar 56 persen, Winning Investment (HK) Company Ltd sebesr 9 persen, dan Shandong Weiqiao Aluminum & Electricity Co.Ltd sebesar 5 persen.

PT WHW AR sendiri memiliki fasilitas pengolahan dan pemurnian bauksit menjadi SGA pertama dan terbesar di Indonesia serta Asia Tenggara dengan kapasitas produksi 1 juta ton per tahun.

WHW AR memiliki nilai strategis diantaranya yaitu implementasi amanat Undang-Undang Nomor 4Tahun 2009 tentang Minerba. Kemudian, transfer teknologi dan penyerapan tenaga kerja lebih dari 2.500, meningkatkan nilai tambah ekonomi sekitar dan adanya potensi peningkatan pendapatan negara.

"Nilai lainnya meningkatkan nilai ekspor dengan asumsi produksi satu juta SGA per tahun, menghemat devisa negara dengan substitusi impor 85 juta dolar AS pertahun, dan mempercepat pembangunan daerah di luar Jawa," kata Stevi.

(T.T011/T007)

Pewarta: Teguh Imam Wibowo

Editor : Andilala


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017