Pontianak (Antaranews Kalbar) -Polisi Kehutanan (Polhut) Bandara Supadio Pontianak, berhasil mengagalkan pengiriman satwa liar berupa seekor Biawak tak bertelinga (Lanthanotus borneensis) dan anggrek khas Kalbar, yang akan di kirim ke luar dengan menggunakan jasa titipan kilat.

"Satwa dan tumbuhan liar tersebut diamankan, Selasa (16/1) sekitar pukul 13.40 WIB oleh Polhut, dan kini telah diserahkan kepada Tim Gugus Tugas TSL (Tumbuhan dan Satwa Liar) BKSDA (Balai Konservasi Sumber Daya Alam) Kalbar," kataKepala Sub Bagian Tata Usaha BKSDA Kalbar, Lidia Lilly di Pontianak, Rabu. Ia mengatakan hingga saat ini biawak tak bertelinga itu masih dalam perawatan dokter hewan BKSDA Kalbar, sedangkan berbagai jenis anggrek sedang diidentifikasi jenisnya.

Ia menambahkan, berdasarkan dokumen pengiriman diketahui bahwa Biawak tak bertelinga tersebut akan dikirim melalui jasa titipan kilat dengan alamat pengirim, dari Jalan Penjara Pontianak, sedangkan alamat tujuan ke Jalan Sutomo, Pematang Siantar Sumatra Utara.

Sementara untuk anggrek didapat dari bagasi penumpang dengan tujuan Jakarta. "Berdasarkan keterangan pemilik bagasi bahwa anggrek tersebut didapat dari hutan sekitar rumahnya di Kabupaten Melawi," ungkapnya.

Ia menambahkan, pengiriman satwa melalui jasa titipan kilat ini sering terjadi. Berdasarkan analisa petugas, pengirim mengelabui petugas jasa titipan kilat dengan memberi nama pengirim berbeda-beda. "Dari perkembangan penyelidikan yang kami lakukan ada indikasi bahwa pengirim satwa tersebut merupakan orang yang terbiasa melakukan pengiriman satwa selama ini. Barangkali ini harus menjadi perhatian bersama dalam upaya pengawasan peredaran barang ilegal," tegasnya.

Menurut Lidia, tingginya pengiriman satwa liar menandakan bahwa ada banyak permintaan dari luar wilayah Kalbar, sehingga hal ini harus segera di antisipasi melalui kegiatan penyadartahuan baik melalui sosialisasi atau penyuluhan.

Ia berharap kepada pengirim tumbuhan dan satwa liar yang berhasil digagalkan itu, agar tidak lagi melakukan hal yang sama dengan mengirim satwa liar melalui jasa titipan kilat.

"Hal tersebut tidak hanya berdampak pada kurangnya populasi satwa di alam, namun berdampak langsung bagi keselamatan penerbangan," ujarnya.

Biawak tak bertelinga adalah salah satu hewan endemik Kalimantan, satwa ini memang belum masuk dalam daftar IUCN Red List pada 2012, namun keberadaan di alam sudah sangat susah dijumpai dan jumlahnya di alam pun tidak banyak lagi.

Demikian juga dengan tumbuhan anggrek Kalimantan, sangat disayangkan apabila anggrek khas Kalimantan ini semakin berkurang populasi di alamnya, upaya-upaya penangkaran tumbuhan dan satwa liar tersebut sampai saat ini sedang diupayakan oleh BKSDA Kalbar. "Tindak lanjut dari kasus tersebut, nantinya Biawak tak bertelinga itu akan kami dilepasliarkan ke habitat aslinya. Dan untuk anggrek akan kami tanam kembali ke cagar alam "Lo Fat Fun Pie" sebagai habitat asli anggrek Kalimantan," katanya.

Pewarta: Andilala dan Slamet Ardiansyah

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018