Sintang (Antaranews Kalbar) - Pengurus Majelis Ulama Indonesia Kabupaten Sintang periode 2017-2022 resmi dikukuhkan oleh Perwakilan Pengurus Majelis Ulama Indonesia Provinsi Kalbar, Senin (12/2).
Staf Ahli Bupati Sintang Bidang Perekonomian, Pembangunan dan Keuangan Syamsul Hadi yang mewakili Bupati mengatakan, keberadaan dan kehadiran Majelis Ulama Indonesia sebagai organisasi gerakan masyarakat harus mampu membawa manfaat sebesar-besarnya bagi umat Islam di Kabupaten Sintang.
"Apalagi spirit yang dimiliki MUI sebagai wadah para ulama, zu’ama serta cendikiawan Islam di Indonesia yaitu membimbing, membina dan mengayomi kaum Muslimin, mengeluarkan fatwa dalam kehalalan sebuah makanan, penentuan kebenaran sebuah aliran dalam agama Islam, pemberi solusi bagi masalah keagamaan dan perumus konsep pendidkan Islam. Artinya wilayah perjuangan MUI berada di Ibadah Mahdah dan Ghairu Mahdah sekaligus. Di sinilah letak betapa strategisnya organisasi MUI untuk umat Islam," kata Syamsul.
Ia menjelaskan, harus diakui bahwa umat Islam Kabupaten Sintang dihadapkan berbagai permasalahan yang semakin kompleks, seperti masih lemah dalam akidahnya, lemah ekonominya, lemah intelektualnya dan lemah ukhuwah atau persatuannya. Terlebih diera digitalisasi saat ini umat Islam mudah terjebak menjadi pengekor, termakan atau ikut menjadi penyebar isu yang tidak benar serta menjadi semakin pragmatis dalam segala hal.
"Akibatnya umat Islam belum mampu menjadi umat terbaik atau khairul ummah seperti yang di tegaskan dalam Alquan surat Ali Imran ayat 110," jelas Syamsul. Sehingga berbagai organisasi Islam termasuk MUI harus mampu mencari simpul-simpul dari kekusutan masalah umat untuk kemudian memberi solusi riil agar sedikit demi sedikit umat Islam berubah semakin kuat, mandiri dan maju.
Untuk itu kata syamsul, dirinya menyampaikan pesan Bupati Sintang melalui momentum pengukuhan pengurus MUI periode 2017-2022 sekaligus dirangkai dengan penyelenggaraan rakerda MUI tahun 2018 ini yakni MUI harus fokus membangun karakter umat yang unggul, MUI hadir di tengah-tengah umat dan tidak meletakkan dirinya sebagai organisasi eksklusif sehingga menambah potensi konflik di tubuh umat, MUI harus memperkuat kepedulian, siap dan peduli dengan masalah riil umat seperti kemiskinan, pengangguran, kebodohan, ketertinggalan, pendangkalan Iman, perselisihan antarkelompok umat dan sebagainya.
"Embanlah amanah ini sebaik-baiknya, ciptakan karya nyata di tengah umat Islam Kabupaten Sintang dan bangunlah sinergitas antara pemerintah daerah dengan MUI Kabuparen Sintang," ujar Syamsul.
Sementara itu ketua terpilih MUI Kabupaten Sintang periode 2017-2022 Drs H Ulwan, MPd I mengatakan amanah yang diemban oleh pengurus ini sangat berat, namun jika dengan kebersamaan, dengan bermusyawarah maka dengan izin Allah subhanahu wa ta'ala akan menjadi ringan memberikan solusi bagi umat Islam dan umat lain dalam berbangsa dan bernegara.
"Dimana peran MUI memang berat karena sebagai penerus para nabi, jadi kita-kita ini, ulama-ulama ini dalam bahasa Islam titisan para nabi ini, karena Allah subhanahu wa ta'ala tidak mengutus lagi nabi-nabi, tapi barangkali diberikan kepada kita-kita yang dianggap sebagai ulama, orang yang ahli yang mengetahui dan juga tidak sekedar mengetahui tapi mampu mengaplikasikan dalam kehidupan," kata Ulwan.
MUI juga jelas Ulwan sebagai pemilik fatwa dikala umat manusia mengalami atau menemukan sebuah problematika yang ada tentunya akan bertanya kepada para ahlinya. "Jaman nabi ada para nabi, setelah itu ada para sahabat-sahabat nabi dan seterusnya seperti sekarang ini ada para ulama dan para ahli agama," jelas Ulwan.
Lanjut Ulwan, Kabupaten Sintang salah satu contoh akan bertanya baik secara kepemerintahan maupun kehidupan berbangsa bernegara dan termasuk di dalamnya kehidupan keseharian yang berkaitan dengan agama yakni bertanyalah kepada ahlinya dalam hal ini yang dipercayakan kepada para ulama dan ahli agama yang berada dalam ruang lingkup MUI yang di dalamnya terdiri dari berbagai latar belakang organisasi Islam yang ada di Kabupaten Sintang.
"Selain itu MUI juga sebagai pembimbing dan pelayan umat, penegak amar ma'ruf nahi munkar, MUI juga harus bermitra dengan pemerintah dan organisasi agama lainnya yang ada di Kabupaten Sintang, MUI juga harus menjadi pelopor gerakan pembaharuan, dan harus menjadi pelopor gerakan islah," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018
Staf Ahli Bupati Sintang Bidang Perekonomian, Pembangunan dan Keuangan Syamsul Hadi yang mewakili Bupati mengatakan, keberadaan dan kehadiran Majelis Ulama Indonesia sebagai organisasi gerakan masyarakat harus mampu membawa manfaat sebesar-besarnya bagi umat Islam di Kabupaten Sintang.
"Apalagi spirit yang dimiliki MUI sebagai wadah para ulama, zu’ama serta cendikiawan Islam di Indonesia yaitu membimbing, membina dan mengayomi kaum Muslimin, mengeluarkan fatwa dalam kehalalan sebuah makanan, penentuan kebenaran sebuah aliran dalam agama Islam, pemberi solusi bagi masalah keagamaan dan perumus konsep pendidkan Islam. Artinya wilayah perjuangan MUI berada di Ibadah Mahdah dan Ghairu Mahdah sekaligus. Di sinilah letak betapa strategisnya organisasi MUI untuk umat Islam," kata Syamsul.
Ia menjelaskan, harus diakui bahwa umat Islam Kabupaten Sintang dihadapkan berbagai permasalahan yang semakin kompleks, seperti masih lemah dalam akidahnya, lemah ekonominya, lemah intelektualnya dan lemah ukhuwah atau persatuannya. Terlebih diera digitalisasi saat ini umat Islam mudah terjebak menjadi pengekor, termakan atau ikut menjadi penyebar isu yang tidak benar serta menjadi semakin pragmatis dalam segala hal.
"Akibatnya umat Islam belum mampu menjadi umat terbaik atau khairul ummah seperti yang di tegaskan dalam Alquan surat Ali Imran ayat 110," jelas Syamsul. Sehingga berbagai organisasi Islam termasuk MUI harus mampu mencari simpul-simpul dari kekusutan masalah umat untuk kemudian memberi solusi riil agar sedikit demi sedikit umat Islam berubah semakin kuat, mandiri dan maju.
Untuk itu kata syamsul, dirinya menyampaikan pesan Bupati Sintang melalui momentum pengukuhan pengurus MUI periode 2017-2022 sekaligus dirangkai dengan penyelenggaraan rakerda MUI tahun 2018 ini yakni MUI harus fokus membangun karakter umat yang unggul, MUI hadir di tengah-tengah umat dan tidak meletakkan dirinya sebagai organisasi eksklusif sehingga menambah potensi konflik di tubuh umat, MUI harus memperkuat kepedulian, siap dan peduli dengan masalah riil umat seperti kemiskinan, pengangguran, kebodohan, ketertinggalan, pendangkalan Iman, perselisihan antarkelompok umat dan sebagainya.
"Embanlah amanah ini sebaik-baiknya, ciptakan karya nyata di tengah umat Islam Kabupaten Sintang dan bangunlah sinergitas antara pemerintah daerah dengan MUI Kabuparen Sintang," ujar Syamsul.
Sementara itu ketua terpilih MUI Kabupaten Sintang periode 2017-2022 Drs H Ulwan, MPd I mengatakan amanah yang diemban oleh pengurus ini sangat berat, namun jika dengan kebersamaan, dengan bermusyawarah maka dengan izin Allah subhanahu wa ta'ala akan menjadi ringan memberikan solusi bagi umat Islam dan umat lain dalam berbangsa dan bernegara.
"Dimana peran MUI memang berat karena sebagai penerus para nabi, jadi kita-kita ini, ulama-ulama ini dalam bahasa Islam titisan para nabi ini, karena Allah subhanahu wa ta'ala tidak mengutus lagi nabi-nabi, tapi barangkali diberikan kepada kita-kita yang dianggap sebagai ulama, orang yang ahli yang mengetahui dan juga tidak sekedar mengetahui tapi mampu mengaplikasikan dalam kehidupan," kata Ulwan.
MUI juga jelas Ulwan sebagai pemilik fatwa dikala umat manusia mengalami atau menemukan sebuah problematika yang ada tentunya akan bertanya kepada para ahlinya. "Jaman nabi ada para nabi, setelah itu ada para sahabat-sahabat nabi dan seterusnya seperti sekarang ini ada para ulama dan para ahli agama," jelas Ulwan.
Lanjut Ulwan, Kabupaten Sintang salah satu contoh akan bertanya baik secara kepemerintahan maupun kehidupan berbangsa bernegara dan termasuk di dalamnya kehidupan keseharian yang berkaitan dengan agama yakni bertanyalah kepada ahlinya dalam hal ini yang dipercayakan kepada para ulama dan ahli agama yang berada dalam ruang lingkup MUI yang di dalamnya terdiri dari berbagai latar belakang organisasi Islam yang ada di Kabupaten Sintang.
"Selain itu MUI juga sebagai pembimbing dan pelayan umat, penegak amar ma'ruf nahi munkar, MUI juga harus bermitra dengan pemerintah dan organisasi agama lainnya yang ada di Kabupaten Sintang, MUI juga harus menjadi pelopor gerakan pembaharuan, dan harus menjadi pelopor gerakan islah," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018