Mempawah (Antaranews Kalbar) - Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat Komarudin mengatakan pada tahap awal pihaknya telah membebaskan lahan 200 hektare untuk Terminal Kijing.
"Tentu dari 200 hektare tersebut masih ada beberapa luasan yang masih harus diselesaikan. Namun mayoritas semua masyarakat sudah setuju," ujarnya di Mempawah, Jumat.
Menurutnya pembebasan lahan untuk terminal merupakan tahap ketiga setelah sebelumnya perencanaan dari Pelindo II dan penetapan lokasi oleh Gubernur Kalbar.
"Kami sendiri untuk pembebasan lahan juga bertahap mulai dari identifikasi hingga inventarisir lahan dan bangunan yang ada di lahan yang bersangkutan," papar dia.
Baca juga: BPN Mempawah Sosialisasikan Pengadaan Tanah Pelabuhan Kijing
Dijelaskannya untuk melakukan pembebasan pihaknya juga membentuk Satuan Tugas (Satgas).
"Ada Satgas A dan Satgas B. Itu dibagi untuk identifikasi dan inventarisir," jelas dia.
Sebelum ada pengukuran tanah, pihaknya memberikan patok kepada masyarakat untuk dipasang di lahan - lahan masing - masing.
"Ada 1.200 patok diberikan kepada masyarakat. Setelah itu baru kita ukur," jelas dia.
Ia memaparkan dari 200 hektare lahan terdapat 166 pemilik lahan.
"Jika dilihat dari daerahnya untuk kawasan terminal ini meliputi dua desa. Kita terus berharap dukungan masyarakat agar proses pembangunan ini segara terealisasi," jelas dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018
"Tentu dari 200 hektare tersebut masih ada beberapa luasan yang masih harus diselesaikan. Namun mayoritas semua masyarakat sudah setuju," ujarnya di Mempawah, Jumat.
Menurutnya pembebasan lahan untuk terminal merupakan tahap ketiga setelah sebelumnya perencanaan dari Pelindo II dan penetapan lokasi oleh Gubernur Kalbar.
"Kami sendiri untuk pembebasan lahan juga bertahap mulai dari identifikasi hingga inventarisir lahan dan bangunan yang ada di lahan yang bersangkutan," papar dia.
Baca juga: BPN Mempawah Sosialisasikan Pengadaan Tanah Pelabuhan Kijing
Dijelaskannya untuk melakukan pembebasan pihaknya juga membentuk Satuan Tugas (Satgas).
"Ada Satgas A dan Satgas B. Itu dibagi untuk identifikasi dan inventarisir," jelas dia.
Sebelum ada pengukuran tanah, pihaknya memberikan patok kepada masyarakat untuk dipasang di lahan - lahan masing - masing.
"Ada 1.200 patok diberikan kepada masyarakat. Setelah itu baru kita ukur," jelas dia.
Ia memaparkan dari 200 hektare lahan terdapat 166 pemilik lahan.
"Jika dilihat dari daerahnya untuk kawasan terminal ini meliputi dua desa. Kita terus berharap dukungan masyarakat agar proses pembangunan ini segara terealisasi," jelas dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018